PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA (BBCA) pada kuartal I-2024 membukukan laba sebesar Rp12,9 triliun atau tumbuh 11,7% secara tahunan (yoy). Perolehan laba BCA pada tiga bulan pertama tahun ini didukung penyaluran kredit yang tercatat tumbuh 17,1% yoy, yakni menjadi Rp835,7 triliun.
Presdir BCA Jahja Setiaatmadja pada Senin (22/4) mengatakan peningkatan laba perusahan didorong ekspansi volume kredit serta peningkatan kualitas pinjaman.
Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA selama kuartal I/2024 mencapai Rp19,8 triliun, tumbuh 7,1% secara tahunan. Kemudian, pendapatan selain bunga naik 6,8% yoy menjadi Rp6,4 triliun.
Secara total, pendapatan operasional mencapai Rp26,2 triliun atau naik 7% yoy pada kuartal I/2024 dengan rasio cost to income terjaga pada level 32,4%. Jika dirinci, penyaluran kredit BCA terdiri dari segmen korporasi yang tumbuh 22,1% yoy sehingga totalnya Rp389,2 triliun per Maret 2024, sementara kredit komersial naik 9,3% yoy menjadi Rp125,2 triliun.
Kinerja kredit UKM BCA juga melanjutkan tren pertumbuhan di atas rata-rata industri, seperti kinerja tahun sebelumnya. Per Maret 2024, kredit UKM BCA naik 13,5% YoY mencapai Rp110,4 triliun. Kredit konsumer meningkat 14,9% YoY menjadi Rp201,6 triliun.
Pertumbuhan kredit konsumer ditopang oleh KPR BCA yang naik 11,0% yoy mencapai Rp121,7 triliun. Kemudian, kredit kendaraan bermotor (KKB) tumbuh 22,2% yoy menjadi Rp59,8 triliun, serta kenaikan outstanding pinjaman konsumer lainnya, yang sebagian besar merupakan kartu kredit, sebesar 22,6% yoy mencapai Rp17,1 triliun.
Penyaluran kredit BCA ke sektor-sektor berkelanjutan pada Maret 2024 tumbuh 9,1% yoy, menyentuh Rp197,4 triliun atau setara 23,5% dari total portofolio pembiayaan.
“Dalam rangka terus mendorong penyaluran kredit ke sektor ini, BCA memberikan promo suku bunga kredit bagi debitur komersial dan UKM yang bergerak dalam Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan,” ujar Jahja.
Pertumbuhan kredit BCA diikuti perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan portofolio kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal. Rasio loan at risk (LAR) berada di angka 6,6% pada kuartal I /2024, turun dibandingkan angka setahun lalu yaitu 9,8%.
Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) terjaga di angka 1,9%. Rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level masing-masing sebesar 220,3% dan 71,9%.
Dari sisi dana pihak ketiga (DPK) tercatat tumbuh 7,9% yoy menjadi Rp1.121 triliun per Maret 2024. Giro dan tabungan tumbuh 7,3% menjadi Rp904,5 triliun. Transaksi BCA juga melonjak 20,8% yoy menjadi 8,3 miliar transaksi. Khusus di kanal digital, volume transaksi mobile banking dan internet banking BCA mencapai 7,2 miliar, naik 23,5% YoY.
“BCA secara berkesinambungan melakukan investasi untuk memperkuat ekosistem hybrid banking, dan memberikan pelayanan berkualitas bagi nasabah yang beragam,” demikian Jahja. ■