Laba bank bjb di 2023 susut 25% menjadi hanya Rp1,7 triliun akibat peningkatan beban bunga
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) atau bank bjb membukukan laba bersih Rp1,7 triliun selama 2023 atau turun 25,2% secara year on year (yoy).
Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi mengatakan, dengan kerangka kerja yang solid dan komitmen yang kuat, perseroan siap menghadapi tantangan dan memperluas jangkauan bisnisnya untuk memberikan nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan.
“Kami berkomitmen untuk terus mengoptimalkan kinerja bisnis kami sambil memperhatikan prinsip-prinsip berkelanjutan dan tanggung jawab sosial,” katanya, Selasa (5/3).
Mengacu laporan keuangan bank bjb, total pendapatan bunga dan syariah pada 2023 mencapai Rp14,3 triliun atau hanya meningkat 4,36% (yoy). Hal ini seiring dengan kinerja kredit yang diberikan tertahan di level pertumbuhan 7,3% (yoy) menjadi Rp116,3 triliun. Sebaliknya, total beban bunga dan bagi hasil syariah melonjak tajam 37,62% (yoy) menjadi Rp 7,2% (yoy) pada tahun 2023. Dengan demikian, pendapatan bunga dan syariah bersih 15,98% (yoy) menjadi Rp 7,06 triliun.
Adapun kredit yang direstrukturisasi naik dari Rp5,45 triliun menjadi Rp 6,38 triliun pada 2023, yang didorong dari skema restrukturisasi berupa perpanjangan waktu kredit dan skema lain. Kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross secara konsolidasi naik menjadi 1,48% dan NPL net bergerak turun jadi 0,73%.
Bank bjb mencatat loan coverage pada level 113,5% dengan Rasio CAR pada level 20,1% dan Tier-one rasio pada level 15,3%. Selain itu, biaya dana (cost of fund/CoF) berada pada level 4,3%. Selanjutnya, loan to deposit ratio (LDR) terjaga di level 87,5%. Berikut total dana pihak ketiga (DPK) sampai dengan Desember 2023 sebesar Rp136,6 triliun.
Yuddy menambahkan, Bank BJB senantiasa berkomitmen untuk terus mengakselerasi pertumbuhan bisnis di tengah masih adanya tantangan ekonomi. Hal itu dilakukan perseroan dengan kerap menjalin kerjasama strategis, yang diantaranya adalah implementasi skema Kelompok Usaha Bank (KUB).
Bergabungnya Bank Bengkulu dalam KUB bersama bank bjb syariah menandai langkah penting, dengan bank bjb menjadi BPD pertama di Indonesia yang berhasil menyelesaikan proses KUB. Selain Bank Bengkulu, bank bjb juga telah menjalin komitmen KUB dengan Bank Jambi, Bank Maluku Malut dan Bank Sultra yang telah menandatangani Letter of Intent untuk bersinergi dalam kerangka KUB pada tanggal 29 September 2022. Teranyar bank bjb sudah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Bank Sultra untuk melangkah lebih lanjut dalam kerangka KUB pada 4 Maret 2024.
“Dengan bergabungnya keempat BPD tersebut, kami melihat bank bjb secara grup akan lebih berperan dalam Industri Perbankan Nasional dengan menjadi 10 besar perbankan berdasarkan total aset secara konsolidasi,” kata Yuddy. ■