Selama tahun 2023, kegiatan hapus buku kredit semakin marak di kalangan perbankan, terutama yang termasuk dalam KBMI 4. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatatkan peningkatan tertinggi, dengan hapus buku mencapai Rp 34 triliun atau naik 51,78%. Namun, hal ini merusak NPL coverage BRI yang turun menjadi 229,09%, dibandingkan 305,73% pada akhir tahun sebelumnya.
BRI, khususnya, terdampak oleh kredit yang terpengaruh secara permanen akibat pandemi Covid-19, terutama dari sektor perdagangan. Direktur BRI, Supari, berharap tren peningkatan hapus buku dapat mereda tahun ini.
Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatatkan kenaikan aset yang dihapus buku terbesar kedua sebesar 43,9%, dengan hapus buku portofolio kredit mencapai Rp 14,39 triliun. Meskipun demikian, BNI telah meningkatkan NPL coverage menjadi 319% untuk mengantisipasi risiko.
Baca Juga: Bank BRI optimistis pendapatan transaksi BRIMO tembus Rp2,4 triliun!
Bank Mandiri mencatat hapus buku sebesar Rp 17,9 triliun, naik 25,17% dibandingkan 2022. Meskipun NPL relatif menurun, Bank Mandiri tetap menjaga rasio pencadangan di level konservatif 384%.
Di sisi lain, Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat penurunan aset yang dihapus buku menjadi Rp 2,5 triliun. Meskipun mayoritas terjadi pada segmen kredit konsumer, rasio NPL BCA tetap terjaga di angka 1,9% pada 2023, didorong oleh pemulihan arus kas debitur seiring perbaikan aktivitas perekonomian. ■