PERMATABANK mencatatkan pertumbuhan kredit di seluruh segmen, sementara kredit korporasi dan KPR tercatat menjadi motor pertumbuhan kredit PermataBank secara keseluruhan.
Direktur Keuangan PT Bank Pertama Tbk. Rudy Basyir Ahmad mengatakan, total kredit yang disalurkan pada kuartal III-2023 mencapai Rp138,9 triliun atau tumbuh 2,4% secara tahunan.
“Pertumbuhan kredit tersebut juga terjadi di seluruh segmen bank, baik di segmen korporasi maupun segmen retail banking, lalu pertumbuhan kredit tersebut mayoritas dikontribusi dari kredit korporasi dan kredit pemilikan rumah atau KPR,” katanya di Jakarta, Jumat (24/11).
Menurut dua, selama kuartal ketiga tahun ini, total aset PermataBank juga ikut tumbuh sebesar 14,3% menjadi Rp251,9 triliun di kuartal III-2023 dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp220,5 triliun, di mana hal itu dipicu oleh penerapan strategi bisnis PermataBank secara fokus dan konsisten yang didukung oleh Bangkok Bank sebagai pemegang saham pengendali.
Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 12,6% dikontribusi segmen korporasi dan ritel masing-masing sebesar 19,4% dan 9,2%.
Pendapatan usaha PermataBank juga tumbuh 11,6% secara tahunan menjadi Rp9 triliun di kuartal III-2023 yang dikontribusikan dari pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih sebesar 11,6% menjadi Rp7,4 triliun.
Sehingga, laba operasional sebelum Provisi sebesar Rp4,6 trilliun atau tumbuh 20,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang menghantarkan PermataBank membukukan Laba Setelah Pajak sebesar Rp2,1 triliun sampai dengan kuartal III-2023.
Rudy menambahkan bahwa rasio loan to deposit (LDR) PermataBank turut membaik menjadi 75,6% di September 2023 dibandingkan Desember 2022 yang tercatat 68,9%.
“Dalam mengelola kualitas asetnya PermataBank terus menjalankan prinsip kehati-hatian, mengingat masih adanya potensi ketidakpastian ekonomi global dan potensi risiko kredit inharent, hal ini tercermin dalam rasio gross NPL bank di September 2023 yang terus membaik pada level 2,9% dibanding tahun sebelumnya 3,1%,” katanya.
PermataBank juga terus menjaga kebutuhan cadangan atas potensi penurunan risiko kredit secara konservatif, tercermin dari rasio NPL coverage dan rasio LAR coverage masing-masing di level 285,7% dan 86,7%. ■
Kredit Pintar punya nakhoda baru - digitalbank.id