PT MAYBANK INDONESIA TBK. (BNII) mencatatkan laba sebelum pajak (PBT) sebesar Rp1,66 triliun pada sembilan bulan pertama yang berakhir pada 30 September 2023, naik 11,8% dari Rp1,48 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan positif pada PBT didorong oleh membaiknya pendapatan dari komposisi pembiayaan, terutama pembiayaan ritel dan Retail Small-Medium Enterprise (RSME) seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat.
Selain itu, pendapatan ditopang biaya provisi yang menurun didukung kualitas aset yang membaik seiring dengan kondisi perekonomian yang stabil. Net Interest Income (NII) tercatat meningkat 4,8% seiring dengan membaiknya pendapatan yang didorong oleh kenaikan saldo rata-rata kredit (average loan balances) sebesar 4%. Demikian juga, marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) menguat sebesar 23 bps menjadi 5% pada September 2023.
Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria menyatakan bahwa Maybank Indonesia tetap berkomitmen untuk terus memberikan pengalaman perbankan terbaik kepada nasabah. Dan pada saat yang sama, mampu mencatat kinerja yang kuat di seluruh segmen bisnis bank, serta kualitas aset yang terus membaik.
Baca juga: Maybank catat penurunan penyaluran kredit sebesar 4,75%, ini penyebabnya…
“Perekonomian Indonesia pada sembilan bulan pertama 2023 terus menunjukkan tren positif, didorong oleh pasar domestik yang menguat. Faktor ini telah turut mendorong pertumbuhan yang kuat pada portofolio bisnis kredit ritel dan kredit segmen SME kami,” katanya, Rabu (1/11).
Menurut dia, Ke depan, Maybank berupaya untuk dapat mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dengan berfokus pada peningkatan fundamental dan mengakselerasi kapabilitas layanan digital untuk mempercepat penyediaan solusi bagi nasabah ritel maupun SME. “Selain itu, kami juga akan terus memperkuat posisi di industri perbankan syariah, khususnya melalui keberagaman solusi Shariah Wealth Management,” katanya.
Sementara Presiden Komisaris Maybank Indonesia, Dato’ Khairussaleh Ramli, mengatakan bahwa Maybank Indonesia terus membukukan pertumbuhan positif di seluruh portofolio bisnisnya, serta menjaga pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan kepada seluruh pemangku kepentingan.
“Seiring dengan upaya kami untuk memperkuat posisi Maybank di kawasan ASEAN, kami akan terus aktif memberikan dukungan kepada jaringan bisnis kami di Indonesia, mengingat Indonesia merupakan pasar utama Maybank Group. Dukungan ini akan direalisasikan melalui berbagai upaya yang berpusat pada kebutuhan nasabah, serta mengakselerasi layanan digital kami agar dapat memberikan pengalaman perbankan yang terbaik bagi nasabah. Selain itu, kami juga akan terus menjalankan inisiatif yang berfokus pada keberlanjutan, dan di saat yang sama memberikan pelayanan kepada masyarakat yang berfokus pada ESG (Environment, Social and Governance),” tuturnya.
Baca juga: UUS Maybank optimistis pengembangan pasar repo jadi pondasi penting dalam industri perbankan syariah
Bank mencatat pertumbuhan pendapatan fee dari Global Markets sebesar 60,4% menjadi Rp139 miliar. Lebih lanjut, Maybank juga mencatat pertumbuhan pendapatan fee selain Global Markets sebesar 4,7% menjadi Rp1,29 triliun dari Rp1,23 triliun yakni dari pendapatan fee asset recovery (bank saja) sebesar lebih dari lima kali lipat menjadi Rp261 miliar.
Kemudian, fee terkait kartu kredit yang tumbuh 18,8% serta pertumbuhan pada fee terkait pembiayaan dan bisnis ritel. Dengan demikian, maka total pendapatan fee-based yang tercatat oleh Bank tumbuh 8,3% menjadi Rp1,43 triliun dari Rp1,32 triliun.
Perekonomian yang stabil serta membaiknya daya beli masyarakat pada sembilan bulan 2023 telah mendorong pertumbuhan aset bank sebesar 3,2% menjadi Rp170,05 triliun. Pertumbuhan ini juga didukung oleh meningkatnya penempatan pada investasi keuangan sebesar 16,7% menjadi Rp35,74 triliun dari Rp30,63 triliun. ■