digitalbank.id – BRANCHLESS, begitulah antara lain dampak digitalisasi perbankan. Kini, sejumlah menutup beberapa cabangnya, selain juga terus melakukan penataan jaringan kantor di tengah perkembangan digitalisasi.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total jumlah bank umum di Tanah Air per Mei 2023 mencapai 105 bank dengan total jaringan kantor 24.843 unit. Jumlah kantor ini telah menurun dari Mei 2022 yang tercatat sebanyak 25.695 unit.
PT Bank Tabungan Negara (BTN) menjadi salah satu bank yang terus melakukan penutupan jaringan kantor cabang. Direktur Distribution & Funding Bank BTN Jasmin mengatakan, sejak 2020 sampai saat ini diperkirakan BTN sudah menutup 175 kantor cabang. Hal ini dilakukan, karena transaksi sudah bergeser ke digital channel (ATM, MB dan IB).
Di tahun ini pihaknya berencana menutup 10 kantor cabang lagi. Total saat ini BTN memiliki 736 kantor cabang pembantu (KCP) dan 57 cabang utama di 6 wilayah.
Baca Juga: Terdesak oleh pesatnya layanan digital, ratusan kantor cabang bank tutup
“Kantor kita kurangi yang tidak produktif, sehingga bisnis dialihkan ke cabang lain. Selama tahun 2023 ini ada sekitar 10 kantor cabang pembantu yang akan kita tutup,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, bahwa pegawai-pegawai yang outletnya ditutup di alihkan ke unit lain untuk melengkapi kekurangan peg yang ada, jadi tidak ada isu pemutusan PHK terhadap kantor-kantor yang ditutup.
Saat ini BTN sedang mapping kantor-kantor cabang untuk nantinya dibagi menjadi 3 model. Di antaranya kantor cabang khusus pendanaan (funding) dan general.
Di sisi lain, Jasmin mengaku saat ini BTN masih melakukan proses pengembangan smart branch. Menurut Jasmin, saat ini transaksi lebih banyak dilakukan di saluran digital sekitar 85% hingga 90%.
Serupa, PT Bank Mandiri (BMRI) juga terus melakukan pemangkasan jumlah kantor cabang perseroan. Hingga Juni 2023 jumlah kantor cabang BMRI hanya tinggal 2.327 cabang dari posisi pada tahun 2017 yang mencapai 2.597 cabang.
Direktur Jaringan dan Retail Banking Bank Mandiri, Aquarius Rudianto menyatakan, bahwa tansaksi cabang cenderung didorong menurun karena digeser ke channel digital.
“Pada prinsipnya strategi pengelolaan human capital Bank Mandiri tidak akan menerapkan lay off. Karena kita akan menata ulang sebaran pegawai di roles-roles yang membutuhkan seperti Sales, Digital, dengan strategi upskill-reskill sesuai talent profiling pegawai,” jelasnya.
Singgih Wibowo, SVP Distribution Strategy BMRI menambahkan, di tahun 2023 sendiri, terdapat rencana penataan jaringan cabang menjadi sebanyak 117 cabang. Penataan jaringan tersebut merupakan bagian dari strategi optimalisasi cabang serta transformasi digital Bank Mandiri untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan perbankan Bank Mandiri kepada nasabah.
Baca Juga: Ekspansi jaringan operasional, Bank DKI buka 5 cabang baru di Lampung, Semarang dan Sidoarjo
“Hal ini juga menjadi komitmen Bank Mandiri dalam mengembangkan inovasi teknologi dan layanan guna memberikan pengalaman perbankan yang lebih baik serta dapat memenuhi seluruh kebutuhan nasabah di era digital. Sekaligus menghadirkan solusi finansial pilihan nasabah dalam bertransaksi yang dapat diakses secara cepat, mudah dan aman,” ucap Singgih.
Selain untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan serta operasional, langkah ini juga menjadi respon Bank Mandiri dengan perilaku konsumen yang semakin beralih ke layanan digital. Adapun, penataan jaringan cabang tersebut telah menyesuaikan customer behavior di setiap wilayah, kesiapan infrastruktur layanan digital serta lokasi cabang.
Di sisi lain, Bank Mandiri juga telah mengubah 241 kantor cabang konvensional menjadi smart digital branch yang terdiri dari 18 digital box, 196 hybrid branch, dan 27 upgrade branch yang diluncurkan pada Agustus tahun lalu.
“Untuk Smart Branch sendiri, pada perkembangannya kita sudah menyelesaikan periode satu tahun post-implementation monitoring terhadap 241 Smart Branch. Di mana terlihat perkembangan yang positif, dari sisi fitur-fitur yang di-release juga bertambah, kemudian behavior nasabah juga sudah lebih siap menggunakan layanan digital, waktu layanan juga terbukti lebih cepat dibanding proses sebelumnya, dan nasabah 99% puas bertransaksi di Smart Branch by Mandiri,” jelasnya.
Menurutnya, pertumbuhan bisnis juga positif, tidak terganggu walaupun cabang ditransformasi, sehingga kedepannya Bank Mandiri berencana memperluas proses transformasi digital ke cabang-cabang lainnya.
Sementara PT Bank Central Asia (BCA) mencatat hingga Juni 2023, memiliki 1.251 kantor cabang yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, jumlah kantor cabang BCA tersebut masih mencatatkan tren peningkatan dari tahun 2019 yang berjumlah 1.220. Dari jumlah tersebut, lebih dari 80% di antaranya telah menerapkan inovasi perangkat dan aplikasi pendukung digital.
“Meskipun frekuensi transaksi via channel digital terus meningkat seiring dengan pertumbuhan nasabah BCA, nilai transaksi di kantor cabang masih berkontribusi sekitar 33% dari total nilai transaksi BCA di semester I 2023,” ujar EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn.
Baca Juga: Bank BRI optimistis pendapatan transaksi BRIMO tembus Rp2,4 triliun!
Adapun transformasi cabang BCA menjadi cabang digital telah dilakukan sejak 2018, di mana mesin dan aplikasi digital dapat digunakan oleh nasabah secara mandiri dan didukung dengan teknologi terkini, seperti biometrics untuk verifikasi nasabah.
Hera menjelaskan, transformasi menjadi cabang digital ini dilengkapi dengan pengembangan karyawan di kantor cabang yang lebih berfokus pada hubungan (relationship) dengan nasabah, dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih bersifat personal.
Di sisi lain, BCA mencermati bahwa keberadaan kantor cabang, pelayanan oleh karyawan, dan digitalisasi harus berjalan dengan beriringan, dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan nasabah yang beragam. BCA secara konsisten mengusung konsep “hybrid banking” untuk senantiasa melayani nasabah yang bertumbuh, baik di ekosistem online maupun offline.
Hal ini berdampak positif pada total volume transaksi BCA yang terus tumbuh secara konsisten, mencapai 14,3 miliar di semester I 2023, atau naik 27,2% YoY. ■