digitalbank.id – PADA Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 10 Mei 2023 lalu, para pemegang saham PT Bank Raya Indonesia Tbk menyetujui untuk tidak membagikan dividen dan akan menggunakan laba perseroan sebesar Rp11,46 miliar sebagai laba ditahan. Keputusan tersebut diambil karena Bank Raya masih membutuhkan laba yang dihasilkan untuk mengembangkan bisnis dan operasional bank.
Selain itu, dalam RUPST tersebut juga diputuskan bahwa Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022 yang telah diterima, disetujui serta disahkan.
Dalam keterangan tertulis, perseroan berkomitmen untuk membidik potensi-potensi perluasan produk dan memperkuat ekosistem pembayaran digital yang terintegrasi dalam satu aplikasi agar dapat menjadi pilihan bagi masyarakat.
“Perseroan juga akan terus mendorong perbaikan kualitas produk digital dengan membangun infrastruktur layanan untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan menguntungkan secara jangka panjang,” tulis manajemen Bank Raya, dikutip Rabu (17/5).
Selain itu, Bank Raya akan terus bersinergi dengan ekosistem BRI Group dalam memperluas akses produk-produk perbankan bagi nasabah, serta memberikan pengalaman terbaik untuk bertransaksi di perbankan digital.
Seperti diketahui, sepanjang Kuartal I 2023, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 4,4 miliar. Capaian laba ini mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya.
Sedangkan pendapatan operasional lainnya meningkat 13,3% yoy menjadi Rp 65,4 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp 39 miliar. Salah satu penyumbang kenaikan tersebut berasal dari recovery write off yang meningkat sebesar 73,8% yoy menjadi Rp39,1 miliar.
Kemudian kredit yang Diberikan (KYD) tercatat sebesar Rp 6,9 triliun atau lebih rendah 27,9% yoy jika dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp 13,2 triliun. Sementara penyaluran pinjaman digital Bank Raya sebesar Rp 756 miliar atau meningkat sebesar 49,08% yoy dari tahun sebelumnya yaitu Rp 507,1 miliar. ■