digitalbank.id – PERBAIKAN kualitas aset agaknya menjadi concern PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP). Dan indikator positif atas upaya perbaikan aset tersebut, terlihat dari sisi penurunan nilai non-performing loan (NPL) gross menjadi 7 persen pada kuartal I/2023, dari sebelumnya 11,8 persen pada kuartal I/2022. Proses perbaikan kualitas aset memang berdampak terhadap kontraksi total kredit BBKP sebesar 13,2 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp45,8 triliun.
Jumlah NPL gross pun berhasil ditekan 48,6 persen yoy menjadi Rp3,2 triliun pada kuartal I/2023, ketimbang periode sama tahun sebelumnya di posisi Rp6,1 triliun. Deputi President Director Bank KB Bukopin Robby Mondong menjelaskan bahwa realisasi upaya turnaround atau membalikkan bisnis menjadi lebih baik bersama KB Financial Group-Korea selaku induk, utamanya dilakukan melalui penyelesaian atas kredit kualitas rendah.
“Upaya Bank KB Bukopin untuk meningkatkan kualitas aset telah menunjukkan hasil, antara lain bisa dilihat dari jumlah kredit bermasalah yang turun secara drastis pada kuartal I 2023. Perbaikan kualitas asset ini berhasil diraih melalui metode organik seperti penagihan intensif, cessie, maupun upaya non-organik melalui penjualan portfolio dan hapus buku,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (5/5/2023).
Peningkatan kualitas aset KB Bukopin juga bisa dilihat pada tingkat loan at risk atau LAR yang menurun menjadi 50,3 persen di kuartal I/2023, dari sebelumnya 64,4 persen pada kuartal I/2022. Sementara itu, total simpanan tercatat sebesar Rp46,5 triliun, turun 5,4 persen yoy. Terbagi dalam deposito Rp36,94 triliun, tabungan Rp6,75 triliun, dan giro Rp2,8 triliun.
Artinya, posisi dana murah alias CASA saat ini berada di 20,6 persen dari total. Robby menjelaskan penurunan simpanan merupakan konsekuensi dari strategi pihaknya untuk membuat perubahan komposisi dana yang dikelola, supaya ke depan bisa fokus meningkatkan dana murah yang diperoleh dari tabungan dan giro untuk mengelola biaya dana (cost of fund).
KB Bukopin menargetkan rasio CASA dapat meningkat menjadi mendekati 25 persen di akhir tahun ini. Selain itu, KB Bukopin berniat untuk mempertahankan rasio kredit terhadap simpanan (LDR) pada level saat ini, yaitu di posisi 98,5 persen, serta mengelola dananya secara efisien untuk menghindari dana menganggur yang berlebihan.
Adapun, net interest margin (NIM) tercatat di posisi 0,8 persen, turun dari level 1,7 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya, terutama disebabkan oleh tren peningkatan tingkat suku bunga acuan. Bergeser ke sisi kinerja laba-rugi, indikator positif tercermin dari peningkatan pendapatan bunga 23,5 persen yoy menjadi Rp1,13 triliun pada kuartal I/2023, dari Rp915,87 miliar pada periode sebelumnya.
Robby menjelaskan bahwa pertumbuhan pendapatan bunga ini didorong oleh penyaluran kredit baru sebesar Rp2 triliun, meningkat 38,3 persen yoy dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. .■