CIMB Niaga sendiri telah mencatatkan laba bersih untuk tahun buku 2022 sebanyak Rp4,78 triliun. Laba BNGA ini melonjak 22,56 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp3,9 triliun. Selain dividen, sisa laba bersih tahun buku 2022 akan dibukukan sebagai laba ditahan untuk membiayai kegiatan usaha perseroan.
Sementara itu, laba BNGA secara konsolidasi pada 2022 mencapai Rp5,04 triliun, naik 22,9 persen yoy dibandingkan laba konsolidasi pada tahun sebelumnya Rp4,1 triliun. “Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan kredit yang kuat, kualitas aset, dan pengelolaan beban operasional yang baik,” kata Lani. Sebagaimana diketahui, CIMB Niaga sendiri telah menyalurkan kredit secara konsolidasi Rp196,6 triliun pada 2022, naik 8,25 persen yoy. Meskipun, aset bank turun 1,29 persen yoy menjadi Rp306,75 triliun.
BNGA juga telah mencatatkan perbaikan kualitas aset, terlihat dari rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross yang menciut dari 3,51 persen pada 2021, menjadi 2,84 persen pada 2022. Kemudian, NPL net turun dari 1,17 persen pada 2021, menjadi 0,75 persen pada 2022. Pertumbuhan laba bersih secara konsolidasi ini juga menurut Lani menghasilkan laba per saham yang naik menjadi Rp202,21 per saham. Dengan pencapaian ini, laba bersih CIMB Niaga dalam lima tahun terakhir juga tumbuh secara rata-rata di posisi dobel digit atau 10 persen per tahun. ■