Meski demikian, kejatuhan beberapa bank di Amerika tidak lantas berdampak terhadap perbankan di Indonesia. “Perbankan perlu memiliki strategi yang tepat, baik dari sisi missmacth yang harus dikelola serta risiko konsentrasi pada sisi aset maupun liabilitas. Artinya balance itu, kita harus jaga jangan sampai kita mengalami kesulitan,” ucapnya.
Royke memaparkan, risiko pasar atas investasi harus diperhatikan di mana aset harus memiliki fleksibilitas agar mudah dikelola. Komunikasi perusahaan kepada pihak eksternal harus dilakukan secara hati-hati karena menyangkut reputasi bank. Royke berpendapat, setiap perusahaan termasuk bank memiliki tujuan bisnis yang pada dasarnya merujuk pada pertumbuhan aset maupun liabilitas yang berkesinambungan dan market share yang terus tumbuh.
“Jika tidak dikomunikasikan dengan baik akan direspons negatif baik oleh kreditur atau pun investor, jadi di dalam komunikasi ini peran paling penting dalam melakukan komunikasi dan corporate action,” paparnya.