digitalbank.id – PT Bank Fama International resmi bertransformasi menjadi bank digital pada Februari lalu dengan nama PT Super Bank Indonesia (Superbank) mengungkapkan akan menyasar segmen undeserved dan unbanked di sektor UMKM dan ritel.
Penegasan itu diutarakan Chief Business Officer Superbank Sukiwan dalam Workshop: Geliat Perbankan Digital Indonesia, Dampak, Potensi, & Tantangan, di Jakarta, Rabu (5/4).
“Kita harus sangat fokus memberikan produk keuangan yang sederhana, transpran, dan fleksibel. Fokus kita ada di UMKM dan ritel,” kata Sukiwan.
Mwnurit dia, meskipun baru meluncur pada tahun ini, Superbank optimis dapat memaskimalkan potensi industri perbankan digital nasional. Optimisme ini diusung perusahaan dengan menyiapkan visi dan fokus bisnis yang jelas.
“Datang duluan, datang belakangan, datang di tengah-tengah itu satu hal, tapi misinya harus jelas, solusinya harus jelas,” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan dalam menjalankan bisnisnya, Superbank akan berfokus pada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan ritel. Segmen tersebut dipilih dengan melihat fokus bank konvensional yang hanya menggarap nasabah kategori banked.
Dengan demikian, terdapat potensi besar bagi perusahaan untuk menggarap segmen undeserved dan unbanked. Untuk menggarap segmen tersebut, Sukiwan mengatakan, Superbank akan menyiapkan produk yang mudah diakses oleh nasabah. Dengan demikian, nasabah dapat melakukan transaksi secara seamless.
Selain itu, Superbank juga berencana memanfaatkan ekosistem investor perusahaan, yakni Grup Emtek (kepemilikan saham 39,24 persen), Singtel (24,17 persen), dan Grab (8,06 persen).
“Yang kita harapkan nasabah lagi transaksi di Grab, dia enggak sadar lagi transaksi di kita, melakukan pembayaran segala macem. Ini yang akan menjadi strategi grow in market,” tandas Sukiwan. ■