Implementasi transaksi dengan menggunakan mata uang lokal tersebut atau local currency transaction (LCT), masih menurut Perry, akan mendorong ketahanan eksternal kawasan sehingga dapat mendukung pemulihan ekonomi sekaligus menahan dampak rambatan dari gejolak global.
Dalam hal ini, negara anggota sepakat di bahwa deliberasi dari working comittee capital account untuk dapat mengembangkan Asean Development Guideline untuk penyelesaiaian kerja sama mata uang lokal sebagai upaya sebuah settlement.
Selain itu, negara anggota ASEAN juga sepakat untuk memperluas kerja sama konektivitas pembayaran lintas batas atau crossborder payment. Sebelumnya, lima negara anggota Asean telah menyepakati kerja sama tersebut pada akhir 2022, diantaranya Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina. “Untuk mengimplementasikan konektivitas lintas batas, kita harus kembangkan system instant payment. Di Indonesia kita sudah kembangkan QRIS dan fast payment. Malaysia, Thailand, Singapura, Filipina juga sudah mengembangkan, maka kita mulai 5 dulu yang sudah memiliki sistem pembayaran domestik sendiri,” kata Perry.