digitalbank.id – PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (BWS/SDRA) mampu meraih pertumbuhan kinerja yang positif pada 2022 di tengah kondisi yang menantang. Laba bersih BWS tahun lalu tercatat Rp860,6 miliar, meningkat 32,6% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp629,16 miliar.
Dana pihak ketiga (DPK) BWS mencapai Rp28,8 triliun, meningkat 20,73% dari tahun sebelumnya Rp23,85 triliun. Demikian juga dengan jumlah kredit bersih BWS yang mencapai Rp39,5 triliun, naik 18,02% dibandingkan tahun sebelumnya Rp33,43 triliun. Sejalan dengan pertumbuhan kredit tahun 2022, jumlah aset BWS meningkat 17,57% menjadi Rp 51,5 triliun dari Rp43,8 triliun di tahun 2021.
Manajemen BWS dalam keterangan resminya mengungkapkan, pada 2022, pandemi Covid-19 mulai mereda. Namun, ekonomi global kembali melambat, dipicu beberapa faktor, seperti konflik geopolitik yang terjadi di beberapa wilayah.
BWS juga telah menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Jakarta pada 29 Maret lalu dan mengangkat Abdurachman Hadi sebagai calon direksi baru perseroan. Selain itu, BWS akan mengakselerasi pengembangan mobile banking, seiring dengan program digitalisasi yang telah dijalankan.
“Kita akan fokus untuk meningkatkan penghimpunan dana atau funding ini melalui dana-dana murah, seperti giro dan CASA (current account saving account) dan tentunya akan diselaraskan dengan pengembangan digital,” ucap Direktur Konsumer BWS M. Tri Budiono dalam Public Expose di Jakarta, Kamis (30/3).
BWS akan menjadikan digitalisasi sebagai salah satu keunggulan, terbukti dengan diluncurkanya aplikasi WON By BWS yang merupakan pengembangan dari aplikasi mobile banking BWS. “BWS akan terus mengembangkan berbagai produk dan layanan digital agar dapat semakin memanjakan nasabah dalam bertransaksi,” demikian manajemen BWS.
Menyinggung soal aset, Tri Budiono mengatakan, aset BWS tercatat meningkat menjadi sebesar Rp51,49 triliun di 2022 atau tumbuh sebesar 17,57% dari tahun sebelumnya yang tercatat Rp43,8 triliun. Meski begitu, kualitas aset BWS selama 2022 mengalami penurunan. Hal ini terlihat dari rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL) gross pada level 1,36% di 2022 dari 1,04%.
“Pertumbuhan NPL kita akan tetap stabil ya, kita maksimal NPL ada di 1,5%, untuk tahun ini juga kita berharap NPL kita di angka 1,5%,” katanya.
Jika dilihat secara fundamental, BWS mencatatkan rasio kecukupan modal sebesar 23,66%, untuk margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) tercatat mengalami peningkatan menjadi 4,41% di sepanjang 2022. Tingkat pengembalian ekuitas atau return on aset (ROA) juga turut menunjukan kinerja positif dimana pada 2022 tercatat 2,33% dari 2% di tahun sebelumnya. ■