digitalbank.id – Bank Indonesia (BI) mengungkapkan penyaluran kredit baru perbankan pada Februari 2023 terindikasi meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
Indikasi peningkatan kredit itu tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru pada Februari 2023 yang tercatat positif sebesar 66,7% atau berbalik dari SBT pada bulan sebelumnya yang tercatat negatif sebesar -7,2%.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, faktor utama yang memengaruhi penyaluran kredit baru tersebut a.l. permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain.
“Berdasarkan kelompok bank, peningkatan penyaluran kredit baru pada Februari 2023 diprakirakan terjadi pada seluruh kategori bank mencakup bank umum, bank umum syariah dan Bank Pembangunan Daerah (BPD),” katanya dalam keterangan resmi, Senin (27/3).
Menurut dia, dari pemantauan BI, kredit yang disalurkan oleh perbankan tumbuh positif pada Februari 2023. Penyaluran kredit pada Februari tercatat sebesar Rp 6.348 triliun, atau tumbuh 10,4% secara year on year (YoY), setelah bulan sebelumnya tumbuh 10,2% YoY.
Dikutip dari Laporan Uang Beredar Bank Indonesia, perkembangan penyaluran kredit terutama terjadi pada golongan debitur korporasi yang sebesar 11% YoY. Adapun berdasarkan jenis penggunaan, perkembangan kredit pada Februari 2023 terutama disebabkan oleh perkembangan kredit investasi dan kredit konsumsi.
Kredit investasi juga terlihat tumbuh 11,8% YoY setelah bulan sebelumnya tumbuh 11,4%, terutama bersumber dari sektor industri pengolahan serta sektor listrik, gas, dan air bersih. Sementara kredit konsumsi tumbuh 9,5% YoY setelah tumbuh 9,3% pada bulan sebelumnya disebabkan oleh perkembangan kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit multiguna.
Sementara itu, kredit modal kerja (KMK) tumbuh stabil 10,1% pada Februari 2023. Perkembangan KMK bersumber dari akselerasi KMK sektor konstruksi yang tumbuh 5,9% YoY setelah tumbuh 4,1% pada Januari 2023, terutama pada sub sektor konstruksi gedung. Di sisi lain, KMK industri pengolahan tumbuh 5,6% yoy, setelah bulan Januari tumbuh 8,2% terutama pada sub sektor industri minyak goreng dan kelapa sawit mentah.
“Faktor utama yang memengaruhi prakiraan penyaluran kredit baru pada Februari 2023, yaitu permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain,” jelasnya.
Penyaluran kredit sektor properti tumbuh 7,6% YoY pada Februari 2023. Kredit real estate tumbuh 17,4%. Sumber perlambatan terutama terjadi pada kredit real estate gedung perkantoran di DKI Jakarta dan jawa Timur.
Adapun kredit konstruksi tumbuh 2,7% YoY setelah bulan sebelumnya tumbuh 2,5%, disebabkan oleh pertumbuhan kredit konstruksi gedung industri di DKI Jakarta dan Jawa Tengah. Sementara itu kredit KPR/KPA tumbuh 7,8% YoY setelah bulan sebelumnya tumbuh 7,7% YoY khususnya pada KPR tipe di atas 70 di Jawa Timur dan DKI Jakarta.
Selanjutnya, penyaluran kredit kepada UMKM pada Februari 2023 tumbuh 8,6% YoY setelah bulan sebelumnya tumbuh 9,3% YoY. Kredit UMKM pada skala mikro tumbuh 34,3% YoY. Sementara itu kredit UMKM skala menengah terkontraksi 11,9%. Di sisi lain, kredit UMKM skala kecil tumbuh 1,7% YoY pada Februari 2023.
Berdasarkan jenis penggunaan, perkembangan kredit UMKM di Februari 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan kredit investasi.
Sejalan dengan peningkatan kredit baru, permintaan pembiayaan korporasi pada Februari 2023 juga terindikasi tumbuh positif dengan SBT sebesar 9,4%. Mayoritas pembiayaan terutama bersumber dari dana sendiri, diikuti oleh pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik dan pinjaman atau utang dari perusahaan induk.
Selain itu, kebutuhan pembiayaan korporasi terhadap kredit baru dari perbankan dalam negeri juga terindikasi meningkat dibanding bulan sebelumnya. Responden menyampaikan alasan pemilihan sumber pembiayaan, terutama dipengaruhi oleh aspek kemudahan dan kecepatan perolehan dana 80,0% dan biaya (suku bunga) yang lebih murah 13,7%.
Di sisi rumah tangga, permintaan pembiayaan baru terindikasi relatif stabil pada Februari 2023. Hal ini terindikasi dari pangsa responden rumah tangga yang menambah pembiayaan melalui utang atau kredit pada Februari 2023 sebesar 10,1 % dari total responden, relatif stabil dibandingkan dengan 10,6% pada bulan sebelumnya.
Erwin menjelaskan, mayoritas rumah tangga mengajukan jenis pembiayaan berupa kredit multiguna sekitar 43,7% dari total pengajuan pembiayaan baru. Dengan memilih bank umum sebagai sumber utama pembiayaan dengan pangsa sebesar 39,7%, sedikit meningkat dibandingkan 38,9% pada bulan sebelumnya.
Sementara jenis pembiayaan lainnya yang diajukan oleh responden adalah Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dengan pangsa 21,3%, kredit peralatan rumah tangga dengan pangsa 12%, Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) dengan pangsa 9,5%, dan kartu kredit dengan pangsa 5%
“Adapun sumber pembiayaan lainnya yang menjadi preferensi rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan antara lain koperasi dan leasing,” katanya. ■