digitalbank.id – Selama masa pandemi Covid-19, boleh jadi usaha laundry atau penatu atau ada yang bilang juga binatu, merupakan salah satu bisnis yang terus tumbuh. Padahal usaha lain banyak yang ambruk.
Namun dalam mendapatkan permodalan bank, pengusaha yang umumnya skala UMKM ini masih banyak menghadapi kendala. Mencermati kondisi tersebut, PT Triton Internasional dan PT MLC Indonesia bersama dengan PT Bank Central Asia Tbk atau BCA menandatangani memorandum of understanding (MoU) program penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) pekan lalu.
Dengan kesepakatan penyaluran KUR melalui BCA, Direktur PT Triton Internasional, Rizal Matulatan menyatakan, ini kesempatan yang ditunggu-tunggu untuk lebih menghidupkan bisnis laundry.
“Kita memerlukan program KUR ini supaya tidak membayar lebih mahal lagi. Ini solusi dari distributor ke customer lewat BCA sebagai mitra bisnis,” ungkap Rizal Matulatan dalam siaran persnya akhir pekan lalu.
Jadi, untuk membangun bisnis laundry pelaku bisnis cukup membayar down payment (DP) 40% untuk pengadaan mesin komersial, dan 60% ditanggung KUR yang dicicil 36 bulan dengan bunga 6%.
Saat ini, papar Rizal Matulatan yang juga founder PT Triton Internasional baru launching atau diperkenalkan di Jabotabek. “Dalam waktu dekat seluruh Indonesia akan kita cover, dengan syarat semua menggunakan mesin komersial,” katanya.
Sementara itu, Direktur PT MLC Indonesia, Gerwyn Matulatan mengatakan pengalamannya bahwa hampir setiap saat berhadapan dengan customer dengan modal terbatas.
Semangat berbisnis luar biasa tetapi pembiayaan tidak mendukung. Akibatnya, terpaksa memakai mesin rumahan. Hanya beroperasi dalam jangka pendek mesin rusak tentu butuh ongkos perbaikan lagi.
Sementara itu, kalau memakai mesin komersial, menurut Gerwyn, akan lain ceritanya karena ada garansinya. “Masalahnya, akses ke mesin komersial agak susah bagi yang kemampuan finansialnya terbatas,” jelas Gerwyn yang juga bertindak sebagai konsultan bisnis laundry.
Gerwyn mengaku menggagas kolaborasi dengan BCA untuk menyalurkan KUR ke pengusaha laundry sedikit butuh waktu. Dan, enam bulan sebelum ditandatangani, program ini sudah di-sounding ke komunitas bisnis laundry dan peminatnya sangat tinggi.
Program KUR yang diperuntukkan pengusaha laundry ini memberikan besaran kredit dengan rentang dari Rp50 juta hingga Rp500 juta. “Besaran kredit itu sudah lebih dari cukup dalam membangun bisnis laundry,” ungkap Gerwyn.
Bagi BCA, bisnis laundry salah satu usaha yang berkembang pesat sehingga sangat tepat untuk mendapat kredit usaha.
Kepala Pengembangan Bisnis BCA KCU Alam Sutera, Agustina Hadiwijaya, mengibaratkan bisnis laundry itu seperti kebutuhan pokok, setiap orang butuh makan setiap hari begitu pula dengan urusan laundry.
Agustina menegaskan, bisnis laundry sebagai bagian dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) adalah sasaran yang tepat dalam penyaluran KUR yang menjadi program pemerintah memberdayakan ekonomi masyarakat. “Bank BCA sebagai bagian dari perbankan nasional berkomitmen penuh dalam membantu UMKM,” katanya.
UMKM adalah motor penggerak perekonomian nasional dan KUR sebagai program pemerintah untuk membuat UMKM naik kelas. Dan, BCA bertindak sebagai bank penyalur KUR.
Program pembiayaan lewat KUR itu, disambut antusias kalangan pebisnis laundry. Kerja sama pembiayaan itu membuat semakin semangat membangun bisnis laundry agar tumbuh semakin banyak lagi. “Bunganya bagus sekali 0,5% per bulan,” ungkap Ketua Umum Asosiasi Laundry Indonesia, Apik Primadya.
Lebih jauh, Apik Primadya menilai, batasan kredit yang disediakan hingga sebesar Rp 500 juta, sangat memadai bahkan lebih dari cukup. Untuk membuka sebuah bisnis laundry yang kompetitif dan profesional, dibutuhkan modal sekitar Rp150 juta-Rp250 juta. ■
Ilustrasi: Freepik