Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae juga mengatakan NIM perbankan menjadi perhatian karena dinilai terlalu tinggi. “Ada concern agar jangan sampai tingkat suku bunga tinggi menghambat bisnis, jadi tidak bantu sektor tertentu seperti UMKM [usaha mikro, kecil, dan menengah],” ujarnya.
Menurutnya, NIM yang besar memang dianggap membawa keuntungan semata bagi perbankan dilihat dari marjin suku bunga pinjaman yang besar, sementara suku bunga simpanan yang kecil. Namun, menurutnya NIM yang besar itu banyak pertimbangan. “Banyak hal yang bisa diteliti, pastikan berapa tingkat suku bunga ideal atau marjin yang didapat bank dari pinjaman serta dana simpanan,” ungkap Dian.
Untuk itu, bank mesti menunjukkan komponen apa saja yang menyebabkan tingginya NIM. “Misalnya, apakah ini karena efisiensi bank, mungkin high cost economy, atau lainnya,” ujar Dian.(SAF)