digitalbank.id – RESTRUKTURISASI kategori kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) adalah salah satu cara bank untuk memperbaiki kinerjanya. Itu pula yang dilakukan PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) yang melaporkan total kredit restrukturisasi kategori kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) sepanjang 2022 mencapai Rp33 miliar. Secara lebih rinci, sebanyak Rp32,27 miliar di antaranya merupakan kredit macet.
Manajemen Bank Nobu dalam financial statement tahun 2022 menjelaskan bahwa total kredit yang telah direstrukturisasi dalam kategori kredit bermasalah tersebut tercatat susut 22 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). “Total kredit yang telah direstrukturisasi dan dalam kategori kredit bermasalah pada tanggal 31 Desember 2022 dan 2021 masing-masing sebesar Rp33 miliar dan Rp42,61 miliar,” jelas manajemen Bank Nobu, dikutip Minggu (12/3/2023).
Adapun, Bank Nobu mencatat jumlah kredit restrukturisasi pada seluruh kategori tercatat sebesar Rp1,02 triliun sepanjang 2022. Angka tersebut juga berhasil ditekan 15,26 persen yoy dari Rp1,21 triliun pada Desember 2021. Lebih lanjut, terdapat 3 skema restrukturisasi kredit yang dilakukan oleh Bank Nobu, di antaranya perpanjangan jangka waktu kredit dengan total restrukturisasi tercatat Rp382,53 miliar, perpanjangan jangka waktu dan penyesuaian suku bunga senilai Rp437,04 miliar, dan perpanjangan jangka waktu kredit dan skema lain senilai Rp207,89 miliar.
Berdasarkan kategorinya, Bank Nobu telah melakukan restrukturisasi kredit pada kategori lancar senilai Rp948,71 miliar dan restrukturisasi dalam perhatian khusus Rp45,76 miliar sepanjang 2022. Di samping itu, Bank juga mencatatkan perbaikan pada portofolio restrukturisasi kredit bermasalah dengan rincian, kredit kurang lancar Rp150 juta, kredit diragukan Rp577 juta dan kredit macet sebagaimana disebutkan sebelumnya senilai Rp32,27 miliar.
“Per tanggal 31 Desember 2022 dan 2021, baki debet kredit restrukturisasi Covid-19 masing-masing sebesar Rp1.011.935 dan Rp1.182.020,” tambah manajemen. Sebelumnya, Bank milik James Riady tersebut diketahui membukukan laba bersih sebesar Rp103,84 miliar pada 2022 atau naik 61,79 persen dibandingkan capaian laba periode sebelumnya Rp64,18 miliar.
Berdasarkan laporan keuangannya, laba bersih Bank Nobu itu terdorong oleh kinerja pendapatan bunga yang mencapai Rp1,16 triliun, tumbuh 21,40 persen yoy. Meskipun, beban bunga Bank Nobu membengkak 16,54 persen yoy menjadi Rp502,44 miliar.
Sejalan dengan penghijauan pada sisi bottom line, kredit Bank Nobu juga tercatat naik 26,4 persen yoy menjadi Rp12,40 triliun sepanjang 2022. Pertumbuhan kredit tersebut juga diimbangi oleh perbaikan kualitas yang tercermin dari menyusutnya rasio kredit bermasalah NPL gross Bank Nobu dari 0,58 persen pada 2021, menjadi 0,41 persen pada 2022. NPL net Bank Nobu juga turun dari 0,38 persen pada 2021 menjadi 0,33 persen pada 2022.(SAF)