digitalbank.id – UPAYA Bank Indonesia (BI) menyeragamkan pembayaran dengan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) telah membuahkan hasil. Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) menyebut pembayaran via QRIS sudah tembus 1 miliar kali dengan nilai lebih dari Rp 100 triliun di akhir 2022.
Ketua Umum ASPI Santoso menyatakan potensi QRIS ini akan semakin luas. Sebab, implementasinya sudah memasuki tahap ekspansi luar negeri. Setelah QRIS bisa digunakan di Thailand, BI juga sudah menjalankan percobaan di Singapura dan Malaysia.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni Primanto Joewono mencatat, transaksi QRIS orang Indonesia di Thailand sudah mencapai 14.555 kali transaksi setara dengan Rp 8,54 miliar. Sedangkan transaksi orang Thailand di Indonesia hanya 492 kali transaksi atau Rp 114 juta.
Santoso yang juga menjabat sebagai Direktur PT Bank Central Asia Tbk menyatakan saat ini sudah terdapat 24 juta merchant yang terhubung dengan QRIS. Sedangkan dari sisi pengguna tercatat lebih dari 28 juta orang menggunakan layanan pembayaran digital ini.
“Di BCA sendiri transaksinya masih relatif kecil, BCA baru memberikan kontribusi 3% hingga 4% secara nasional. Sales kami sekitar Rp 1 triliun setiap bulan, harapannya bisa naik 12% atau naik sebesar Rp 12 triliun di 2023,” tutur Santoso.
Ia ingin mengoptimalkan potensi QRIS ini, lantaran untuk bisnis pembayaran menggunakan kartu debit dan kartu kredit, BCA memiliki pangsa pasar sekitar 50% hingga 60%.
Andi Nirwoto, Direktur Operasi, Teknologi Informasi (TI) dan Digital Banking PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menyatakan jumlah QRIS sudah lebih dari 100% year on year (yoy) per Januari 2023. Ia menyatakan transaksi paling banyak berasal dari pembayaran di merchant yang berkontribusi 41,93%.
Ia menargetkan transaksi QRIS BTN bisa tumbuh di atas 30% di tahun ini. Guna mencapai target itu, BTN akan terus menambah jumlah merchant QRIS terutama di ekosistem pasar maupun kuliner.
“Saat ini, BTN sedang pengembangan QRIS antarnegara. Akan tetapi diharapkan, nantinya transaksi QRIS antar negara tersebut akan meningkatkan pertumbuhan transaksi QRIS baik di dalam negeri maupun luar negeri,” katanya.
Sedangkan Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyebutkan, pada tahun 2022, pertumbuhan QRIS BRI meningkat signifikan. Pertumbuhan transaksi QRIS selama tahun 2022 sebesar 12.183% (yoy) dengan nominal transaksi QRIS sebesar Rp 7,4 triliun.
“Capaian tersebut ditopang oleh tingginya transaksi di sektor FnB dan Groceries. Di sisi lain, BRI telah menetapkan fitur QRIS menjadi fitur yang default bagi merchant yang menggunakan mesin EDC BRI,” jelasnya.
Ia menargetkan transaksi QRIS pada 2023 bisa meningkat 30% yoy. Di sisi lain, BRI telah menyelesaikan beberapa inovasi produk untuk menggenjot transaksi QRIS seperti API untuk QRIS Static, QRIS Dynamic, dan API QRIS CPM.
“Terakhir untuk memudahkan merchant atau nasabah dalam melakukan monitoring transaksi, BRI telah meluncurkan BRI Merchant Apps. Dengan adanya pengembangan produk tersebut diharapkan inline dan dapat membantu produk QRIS menjangkau masyarakat dan tentunya transaksi lebih mudah,” imbuh Aestika.(SAF)