digitalbank.id – PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) membukukan laba bersih sebesar Rp18,3 triliun sepanjang 2022 alias naik 68% dibandingkan laba bersih tahun 2021. Ini adalah rekor laba sepanjang sejarah.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan realisasi laba bersih tersebut lebih tinggi dari estimasi.
“Bahkan, realisasi ini jauh di atas pencapaian sebelum pandemi dan menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah BNI,” ujarnya dalam acara BBNI Earnings Call FY2022, Selasa (24/1).
Menurut dia, pencapaian itu merupakan hasil kombinasi antara strategi pertumbuhan bisnis yang prudent, selektif.
“Kredit kami tumbuh 10,9% secara tahunan dengan sumber pertumbuhan dari nasabah yang tentunya berkualitas baik,” tuturnya.
Penyaluran kredit yang dilakukan secara selektif ini, jelas Royke, berdampak pada perbaikan kualitas aset dimana ratio loan at risk (LaR) BNI turun dari 23% menjadi 16% dan tingkat biaya kredit atau cost of credit turun dari 3,3% menjadi 1,9% di tahun 2022.
Capaian laba tertinggi BNI dalam sejarah ini disokong oleh pertumbuhan fee based income yang optimal mencapai 14,82 persen sepanjang 2022 atau naik 119 basis poin (bps) bila dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2021 sebesar 13,63 persen.
Sementara dari sisi kredit, sepanjang 2022 bank berkode emiten BBNI ini telah mencatat penyaluran kredit sebesar Rp649,19 triliun, tumbuh dari posisi sebelumnya di level Rp582,43 triliun. BBNI Chart by TradingView
Kredit korporasi yang mencakup SOE dan private yang telah disalurkan sepanjang 2022 tercatat sebesar Rp532,2 triliun atau tumbuh 10,3 persen. Adapun kredit konsumer pada 2022 tercatat sebesar Rp110,1 triliun atau tumbuh 11,2 persen secara tahunan.
Perbaikan juga terjadi pada kredit berisiko. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) sepanjang 2022 menjadi 2,8 persen atau turun 90 bps.
Sedangkan total kredit restrukturisasi Covid-19 perseroan dilaporkan menurun 31,2 persen yoy mencapai Rp49,6 triliun sepanjang 2022.
BNI juga turut menyalurkan pembiayaan hijau a.l. energi baru terbarukan Rp10,9 triliun, pembiayaan segmen kecil Rp123,2 triliun, pengelolaan bisnis ramah lingkungan Rp19,7 triliun dan pembiayaan pencegahan polusi Rp4 triliun.
BNI juga mencatatkan kredit pembiayaan berkelanjutan tembus Rp182,9 triliun dengan portofolio pembiayaan berkelanjutan sebesar 28,5 persen dari total portofolio pembiayaan. (HAN)