digitalbank.id – Hybrid Bank Business Model yakni kombinasi kehadiran fisik dan kapabilitas digital (phygital) yang mengikuti customer journey adalah strategi yang ditetapkan oleh Bank BRI dalam melayani jutaan nasabahnya. “Kami memahami betul siapa dan di mana pelanggan kami berada dan bagaimana agar kami dapat menyentuhnya,” ungkap Direktur Utama Bank BRI, Sunarso pada OJK Institute Webinar bertema “Tren Perbankan Tahun 2023” di Jakarta, Selasa (17/1).
Berkenaan dengan nasabah, Sunarso menjelaskan lebih lanjut ada 7 karakteristik kunci dari nasabah mikro dan ultra mikro di Bank BRI antara lain pertama, Familiar with digital platforms, semua nasabah telah mengetahu platform digital meskipun pemilikan handphone masih tergolong rendah.
Kedua, Limited knowledge terbatasnya pengetahuan mengenai produk-produk keuangan lain selain tabungan.
Ketiga, Cash still being the dominant chosen method of transactions. Mayoritas nasabah masih menyukai metoda transaksi dalam bentuk uang tunai.
Karakteristik keempat, adalah Need a financial institution that is “locally embedded” and is able to “gain their trust”. Harus diakui, nasabah masih lebih nyaman bila berhubungan dengan institusi yang ada di dekatnya. Maka keberadaan cabang masih sangat penting di mata nasabah.
Majority without stable income. Ini karakter kelima nasabah Bank BRI yang mayoritas dari kalangan dengan penghasilan tidak tetap.
Prefers banking via an agent rather than digital banking model, ini adalah karakterisktik keenam yang khas dari nasabah Bank BRI. Lebih menyukai model transaksi bank melalui agen yang ada di dekatnya. “Ada lebih dari 620 ribu agen BRILINK tersebar di seluruh pelosok tanah air, dan ini dekat dengan para nasabah,” tegas Sunarto.
Adapun karakteristik ketujuh, Open to beyond banking offerings to help grow the business. Mereka senantiasa terbuka atas setiap tawaran produk atau layanan yang akan membantu menumbuhkan bisnisnya.(SAF)