digitalbank.id – SURVEI Bank Indonesia (BI) menunjukkan rencana penambahan pembiayaan rumah tangga menurun. Menurut Survei Permintaan dan Penawaran Pendanaan Bank yang dirilis bank sentral pada Senin (19/12/2022), terdapat bukti bahwa responden berencana meningkatkan pendanaan ke depan sebesar 6,7% dibandingkan November lalu.
Angka ini lebih rendah dibandingkan Oktober yang sebesar 7,6 persen. Secara lebih spesifik, 1,2 persen rumah tangga yang disurvei berencana meningkatkan pembiayaan dalam 3 bulan mendatang, sementara 1,8 persen berencana mengajukan pinjaman dalam 6 bulan mendatang.
“Dalam rencana pembiayaan ke depan, bank umum masih dinilai sebagai sumber utama pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan pinjaman [pangsa 54,8 persen], dibandingkan hasil survei sebelumnya, terlihat sedikit peningkatan,” bunyi laporan tersebut. Sumber pembiayaan masa depan lain yang dipilih responden rumah tangga adalah sewa dengan porsi 17,1 persen, sedangkan porsi koperasi dan teman masing-masing 8,7 persen.
Di sisi lain, kajian menunjukkan pada kuartal terakhir 2022 penyaluran kredit baru akan meningkat. Tercermin dari nilai saldo bersih tertimbang (SBT), penyaluran kredit baru pada triwulan IV diperkirakan sebesar 89,1 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III sebesar 84,5 persen.
Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, memperkirakan pangsa pinjaman perbankan akan mencapai 9%-11% pada akhir 2022. Prakiraan tersebut didukung oleh faktor permintaan korporasi dan pasokan perbankan. Dari sisi penawaran, terdapat beberapa faktor utama yang mendorong perbankan melanjutkan penyaluran kredit. Salah satunya menyangkut likuiditas perbankan yang dinilai sangat longgar.
Hal ini tercermin dari lebih dari 27 persen dana likuid yang disalurkan oleh dana pihak ketiga (AL/DPK). Dengan likuiditas yang masih ketat, Perry menjelaskan kenaikan suku bunga acuan tidak akan mendorong perbankan untuk mempercepat suku bunga kredit. Saat ini, BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) berada di level 5,25 persen.(SAF)