digitalbank.id – Citibank N.A Indonesia (Citi Indonesia) optimistis penyaluran kredit akan tumbuh positif pada tahun depan meski kinerja di kuartal III 2022 masih tertekan. Optimisme ini dibarengi dengan pemulihan ekonomi nasional.
“Kami akan submit [targetnya] akhir bulan ya, tapi mungkin pertumbuhan kresit single digit untuk Citi Indonesia,” ujar CEO Citi Indonesia Batara Sianturi di Jakarta, Senin (28/11).
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi tahun ini akan di atas 5%. Dengan proyeksi tersebut, maka Indonesia akan bisa menjaga tingkat inflasi sehingga bisa menopang pertumbuhan kredit di semua segmen pada tahun depan.
“Kami juga cukup optimistis bahwa bagian dari pertumbuhan itu dari bisnis startup, dari transaksi banking bisa co-creation baru bisa ekspansi ke capital market,” tambah Batara.
Lebih lanjut dia mengatakan kredit yang akan disalurkan manyasar segmen khusus yang merupakan bagian komersial banking di bawahnya. Diantara segmen menengah seperti Small Medium Enterprise (SME) atau Usaha Kecil Menengah (UKM).
Seperti diketahui, penyaluran kredit Citi Indonesia turun 4,6%, terutama dari lini bisnis institutional banking pada kuartal III 2022. Namun Batara optimistis penurunan tersebut hanya bersifat sementara karena kredit Citi Indonesia sudah naik sekitar Rp1 triliun pada periode Oktober-November 2022.
Dengan penurunan tersebut, perusahaan memangkas target pertumbuhan kredit tahun ini menjadi 2%. Padahal sebelumnya, perusahaan masih yakin kredit mampu tumbuh di kisaran 6% pada 2022.
Meski demikian, perusahaan berhasil meraih laba bersih senilai Rp 1,1 triliun, atau naik 31% yoy pada kuartal III 2022. Peningkatan laba tersebut seiring dengan rendahnya biaya cadangan kerugian penurunan nilai kredit pada lini institutional banking.
Tercatat kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) perusahaan turun dari Rp 843,13 miliar pada September 2021 menjadi Rp 223,84 miliar pada September 2022.
“Provisi kredit dibandingkan tahun lalu turun drastis sehingga ada perbaikan dari realisasi portofolio institutional banking yang menjadi pendorong besar pertumbuhan laba naik 31%,” demikian Batara.
Pertumbuhan ini juga didukung oleh kualitas dana pihak ketiga (DPK) yang berkelanjutan, dimana pertumbuhannya sebesar 10,2%, sehingga bank mampu mempertahankan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang sehat sebesar 54%.
Selain sangat likuid, Citi Indonesia juga memiliki tingkat kecukupan modal yang kokoh dengan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sebesar 28%. Gross NPL Citi Indonesia berada pada posisi yang stabil yaitu sebesar 3,30%. (HAN)