Akumulasi simpanan nasabah perbankan Indonesia tembus Rp7.681,9 triliun

- 23 November 2022 - 18:51

 

digitalbank.id – SEJAK Oktober 2022, simpanan nasabah perbankan dan simpanan pihak ketiga (DPK) mulai menunjukkan pertumbuhan dua digit. Peningkatan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan deposito berjangka dan deposito berjangka dengan suku bunga yang menarik. Laporan Analisis Uang Beredar Oktober 2022 yang dirilis Bank Indonesia menunjukkan akumulasi simpanan sebesar Rp7.681,9 triliun.

Angka tersebut meningkat 10 persen per tahun (yoy), dari posisi September 2022 sebesar 7,7 persen yoy. Menurut rekening Bank Sentral, perkembangan DPK ditandai dengan tumbuhnya deposito dan deposito berjangka. Giro tumbuh 25,8 persen dari tahun ke tahun, sementara deposito tumbuh 0,8 persen dari tahun ke tahun pada Oktober 2022. Tabungan naik 8,4 persen dari tahun ke tahun.

Meskipun pertumbuhan masih terbatas, pertumbuhan deposito diimbangi dengan peningkatan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). Pada Oktober 2022, suku bunga deposito berjangka terlihat meningkat di semua jatuh tempo dibandingkan September lalu. Penguatan terbesar terjadi pada suku bunga deposito 1 bulan yang naik 39 basis poin (bps) menjadi 3,37 persen. Sementara itu, suku bunga 3 bulan naik 32 basis poin menjadi 3,38% dari Oktober 2022. Selain itu, suku bunga deposito 6 bulan naik 31 basis poin menjadi 3,59 persen, diikuti suku bunga 12 bulan yang naik sebesar 32 persen naik menjadi 3,59 persen. 3,84 persen, dan suku bunga deposito untuk masa pinjaman 24 bulan meningkat 34 basis poin menjadi 4,35 persen.

Dari perspektif industri, Direktur PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR), Efdinal Alamsyah mengatakan aset pihak ketiga perseroan juga meningkat sekitar 25 persen dibandingkan Desember 2021 atau tahun sebelumnya (ytd). Dia menjelaskan, kenaikan suku bunga deposito mendorong masyarakat untuk menginvestasikan dananya pada produk perbankan, khususnya deposito.

Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Aestika Oryza Gunarto mengatakan DPK perseroan membukukan pertumbuhan positif hingga akhir Oktober 2022 dan dana murah (giro tabungan/CASA) tumbuh 17,12 persen per tahun. Aestika menyatakan, sejalan dengan komitmen perseroan untuk meningkatkan CASA, persentase deposito yang dimiliki oleh perusahaan asuransi berkode saham BBRI ini akan terus menurun. “Komitmen BRI tetap mendorong peningkatan CASA guna meningkatkan efisiensi untuk struktur keuangan yang lebih baik,” ujarnya. Soal likuiditas, dia menyebut rasio pinjaman terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) BBRI berada di level perbankan murni sebesar 84,49 persen pada akhir Oktober 2022. Hal ini memberikan keyakinan perseroan dapat mempercepat pertumbuhan kredit sebesar 9% hingga 11% year over year.(SAF)

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.