digitalbank.id – BANK Indonesia (BI) memperkirakan Rencana Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI) tahun 2023 secara keseluruhan akan menunjukkan defisit sebesar Rp19,9 triliun. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan hal ini terutama disebabkan oleh defisit anggaran kebijakan sebesar Rp33,1 triliun sedangkan anggaran operasional menunjukkan surplus sebesar Rp13,1 triliun. Terkait anggaran kebijakan, Perry mengatakan BI akan mengambil langkah stabilisasi dengan menaikkan suku bunga dan mengambil langkah stabilisasi nilai tukar rupiah.
“Terkait dengan anggaran operasional, kami berusaha sebaik mungkin untuk melakukan inovasi kebijakan yang mengarah, tidak hanya efisien tetapi efektif dari anggaran operasional, dan juga lebih agile dan adaptif dalam berbagai langkah yang kami lakukan,” ujar Perry dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR pada Senin (21/11/2022) di Kompleks Parlemen.
Terkait anggaran operasional, Perry menyebut penerimaan anggaran operasional Rp 28,6 triliun sedangkan beban Rp 15,4 triliun. Dengan demikian, surplus anggaran operasional bisa menjadi Rp 13,1 triliun. Dia menjelaskan secara detail, rencana pendapatan operasional terutama berasal dari pengelolaan bursa investasi sebesar Rp 28,6 triliun atau 0,86 persen lebih tinggi dari pendapatan ATBI 2022 dari pengelolaan devisa investasi.
Sementara itu, rencana belanja anggaran operasional ATBI 2023 diperkirakan Rp 15,49 triliun, naik 8,43 persen dari ATBI 2022. Komponen pengeluaran ini terdiri dari gaji dan pendapatan lainnya, kepegawaian dan logistik. Kemudian implementasi operasional langkah-langkah dukungan, program sosial BI dan pemberdayaan ekonomi riil dan UKM, pajak dan penyediaan anggaran.(SAF)