digitalbank.id – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mampu mencatatkan laba bersih Rp39,31 triliun pada kuartal III-2022, dan tumbuh 106,4% year on year (YoY). Pencapaian ini disebut berkat transformasi berkelanjutan yang diterapkan melalui cetak biru BRIvolution 2.0.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan transformasi tersebut juga membuat BRI menjadi lebih efisien sekaligus semakin fokus pada sektor UMKM sebagai backbone utama bisnis perseroan.
Dia optimis BRI dapat terus tumbuh dan semakin tangguh dalam melihat peluang serta tantangan bisnis ke depan. “BRI menatap akhir 2022 dan menyambut 2023 tetap dengan optimisme yang tinggi. Oleh karenanya BRI akan terus melakukan transformasi yang berkelanjutan untuk mempertahankan kinerja yang prominen dan dapat terus tumbuh secara sehat dan makin tangguh,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (21/11).
Sejalan dengan peningkatan laba, BRI juga berkomitmen menumbuhkan UMKM, tercermin dari portofolio kredit ke segmen yang mencapai 84% dari total kredit.
Kredit sektor UMKM yang dikucurkan perseroan pada kuartal III-2022 mencapai sebesar Rp 935,86 triliun atau tumbuh 9,83% YoY. Adapun total kredit BRI secara konsolidasian mencapai Rp 1.111,48 triliun atau tumbuh 7,92%.
Dengan pertumbuhan kredit yang positif, aset BRI Group mampu meningkat 4% YoY menjadi Rp 1.684,6 triliun pada kuartal III-2022. Hal ini diimbangi dengan kinerja sehat melalui manajemen risiko yang baik sebagaimana tercermin dari rasio NPL BRI secara konsolidasian yang berada di level 3,09%.
Kinerja positif lainnya juga ditunjukkan dari Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI yang tercatat tumbuh positif menjadi Rp 1.139,77 triliun dan dari jumlah dana tersebut, porsi CASA telah mencapai 65,43% atau meningkat 10,22%.
Kemampuan BRI dalam meningkatkan proporsi CASA berdampak positif terhadap efisiensi yang dilakukan perseroan, hal tersebut tercermin dari beban bunga yang tercatat menurun 9,12% secara YoY. Selain itu, cost of fund atau biaya dana BRI secara konsolidasian terus menurun menjadi 1,94% atau terendah sepanjang sejarah BRI.
“Sesungguhnya kunci dari capaian laba ini adalah kita berhasil mentransformasi liabilities kita sehingga bisa menurunkan biaya dana. Yang kedua adalah kita mentransformasi proses bisnis kita melalui digitalisasi, sehingga menurunkan biaya overhead,” demikian Sunarso. (HAN)