digitalbank.id – QATAR National Bank selaku pemegang saham pengendali perseroan, menyuntikkan modal sebesar Rp1 Triliun ke PT Bank QNB Indonesia Tbk. (BKSW). Direktur Utama Bank QNB Indonesia Haryanto Suganda dalam surat kepada otoritas bursa, mengatakan bahwa Qatar National Bank merupakan pemegang saham mayoritas perseroan dengan kepemilikan 92,48 persen saham per 31 Oktober 2022. Emiten berkode saham BKSW ini telah menerima dana setoran modal dari Qatar National Bank senilai Rp1 triliun. Transaksi ini dilakukan pada 16 November 2022.
“Dana setoran modal dari Qatar National Bank tersebut bertujuan untuk terus memperkuat permodalan. Dengan demikian, diharapkan akan mendukung kinerja keuangan yang optimal,” ujar Haryanto dalam keterbukaan informasi, Jumat (18/11/2022). Dia juga menambahkan bahwa suntikan modal tersebut juga diharapkan berdampak positif terhadap kondisi keuangan perseroan secara makro.
Sebagaimana diketahui, BKSW mencatatkan rugi bersih sebesar Rp350,15 miliar pada kuartal III/2022. Meski demikian, jumlah ini turun 42 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu berkat kenaikan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII). NII perseroan tercatat naik sebesar 26 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp341,54 miliar. Pada saat bersamaan, beban bunga juga menyusut sebesar 25 persen yoy menjadi Rp298,03 miliar Meski mampu meningkatan NII, rugi tak mampu dihindari perseroan. Salah satu faktornya disebabkan oleh kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) yang naik 6 persen menjadi Rp563,24 miliar pada kuartal III/2022.
Hal itu membuat perseroan membukukan rugi operasional senilai Rp349,6 miliar. Jumlah ini menyusut 36 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp542,56 miliar. Setelah dikurangi pajak dan sebagainya, rugi bersih BKSW mencapai Rp350,15 miliar.
Sementara itu, BKSW turut mencatatkan penurunan penyaluran kredit sebesar 13 persen yoy menjadi Rp9,46 triliun. Hal ini mengakibatkan aset turun tipis 5 persen menjadi Rp15,96 triliun. Pada saat bersamaan, total dana pihak ketiga (DPK) juga turun 6 persen yoy menjadi Rp10,62 triliun. Penurunan ini disebabkan turunnya deposito yang menurun 9 persen yoy. Adapun dana murah (current account saving account/CASA) menjadi Rp2,15 triliun, naik 10 persen yoy.(SAF)