digitalbank.id – CATATAN cemerlang PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. pada kuartal III/2022. Pasalnya, bank syariah pertama di Indonesia ini berhasil membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp31,61 miliar. Jumlah tersebut melesat 332 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp7,31 miliar.
Merujuk laporan keuangan perusahaan, pertumbuhan laba bersih itu didorong oleh raihan pendapatan berbasis komisi atau fee based income yang mencapai Rp568,97 miliar atau naik 71 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy). Perolehan tersebut lantas membuat laba operasional ini melejit 112 persen yoy menjadi Rp66,52 miliar.
Di tengah peningkatan itu, pendapatan setelah distribusi bagi hasil dari perseroan tercatat turun 58 persen secara tahunan menjadi Rp219,51 miliar. Penurunan ini utamanya disebabkan oleh pendapatan dari piutang murabahah yang turun 46 persen yoy menjadi Rp354,97 miliar. Adapun laju pembiayaan Bank Muamalat tercatat mencapai Rp10,31 triliun atau turun 32 persen yoy.
Meski demikian, rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) mampu ditekan dari 4,94 persen menjadi 2,35 persen pada September 2022. Meski laju pembiayaan menurun, total aset perseroan mengalami pertumbuhan sebesar 15 persen yoy atau dari Rp52,06 triliun menjadi Rp59,77 triliun. Total ekuitas Bank Muamalat atau BMI juga tumbuh 31 persen yoy menjadi Rp5,21 triliun.
Dari sisi penghimpunan dana, total dana pihak ketiga (DPK) perseroan terpantau tumbuh tipis dari posisi Rp43,82 triliun pada September 2021 menuju Rp44,95 triliun tahun ini. Beberapa rasio keuangan BMI juga menunjukkan perbaikan. Net operating margin (NOM), misalnya, naik menjadi 0,18 persen. Sementara itu, return on assets (ROA) dan return on equity (ROE) masing-masing melaju ke level 0,09 persen serta 0,84 persen.
Dalam kesempatan sebelumnya, Direktur Utama Bank Muamalat Achmad Kusna Permana membidik perolehan nasabah yang lebih luas pada 2023. Hal ini ditempuh dengan memanfaatkan ekosistem Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) selaku pemegang saham mayoritas BMI. BPKH diketahui secara resmi menjadi pemegang saham pengendali Bank Muamalat setelah mendapatkan hibah saham dari Islamic Development Bank (IsDB) serta SEDCO Group pada pertengahan November 2021.
Selain itu, Bank Muamalat juga berencana melantai ke bursa dengan target Initial Public Offering (IPO) pada akhir tahun 2023. Permana menyebutkan bahwa proses pengiriman dokumen kepada otoritas terkait sudah dimulai oleh perseroan. “Proses sudah kita mulai dan memang sudah dimasukkan di akhir tahun depan. Dan bagian juga dari proposal penyehatan itu kan 2023, dua tahun setelah BPKH masuk akan lakukan listing, jadi memang sudah kami persiapkan,” ujar Permana di Jakarta, Kamis (10/11/2022).
Permana menyatakan bahwa aksi penawaran saham perdana itu bertujuan sebagai langkah penguatan modal sekaligus menimbang Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 3/POJK.04/2021 terkait dengan Penyelenggara Kegiatan di Bidang Pasar Modal. Dalam regulasi itu disebutkan bahwa perusahaan terbuka yang menjalankan penawaran efek bersifat ekuitas diwajibkan mencatat sahamnya di Bursa Efek Indonesia atau BEI.(SAF)