digitalbank.id – Meski dibayang-bayangi fluktuasi ekonomi akibat gejolak ekonomi global, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja hingga pertengahan 2022 lalu.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, kinerja moncer BSI semester I-2022 didukung kemampuan perseroan menjaga keseimbangan seluruh rasio keuangan, sehingga bertumbuh sehat dan intermediasi yang terus membaik. Hal ini mendukung profitabilitas BSI terus meningkat, dengan laba bersih tumbuh double digits menjadi Rp 2,13 triliun sampai Juni 2022 [semester I-2022].
“Dukungan berbagai pihak makin memperkokoh kinerja perseroan, sehingga target perseroan hingga akhir tahun diharapkan tercapai. Berbagai aksi korporasi yang akan dilakukan perseroan pada tengah tahun ini juga menjadi salah satu strategi untuk menguatkan BSI dari sisi aspek permodalan,” kata Hery melalui keterangan tertulis, Kamis (25/8).
Dia mengatakan, kinerja positif ini juga didukung kepercayaan masyarakat melalui penempatan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 244,66 triliun atau tumbuh 13,07% dengan proporsi DPK didominasi oleh tabungan wadiah, giro dan deposito. Kepercayaan masyarakat terhadap tabungan BSI menghantarkan tabungan BSI berada pada posisi Top 5 industri perbankan nasional.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, tabungan wadiah menjadi salah satu produk yang diminati masyarakat karena bebas biaya administrasi bulanan dengan fasilitas e-banking yang modern dan mudah diakses, sedangkan dari sisi bank menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan efisiensi bagi hasil. “Kinerja positif juga didukung oleh pembiayaan yang tumbuh dan sehat.”
Pembiayaan BSI secara keseluruhan sebesar Rp 191,29 triliun tumbuh 18,55%. Segmen pembiayaan terbesar yang menyokong capaian tersebut di antaranya pembiayaan mikro tumbuh 31,13%, pembiayaan konsumer tumbuh 21,66%, pembiayaan wholesale tumbuh 20,34%, pembiayaan kartu tumbuh 22,87% dan gadai emas tumbuh 20,07%. Raihan ini juga didukung NPF Nett sebesar 0,74%. Adapun cash coverage BSI meningkat signifikan menjadi 157,93%.
Kinerja yang sehat juga ditunjukkan pada pertumbuhan aset yang mencapai 12,46% secara yoy menjadi Rp 277,34 triliun. Selain itu, BSI juga terus meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya dengan membaiknya biaya operasional (BOPO) menjadi 74,50%. “Untuk kedepannya, BSI akan fokus pada investasi berkelanjutan serta pengembangan islamic ecosystem sesuai dengan semangat ekonomi hijau berlandaskan ESG (Environmental, Social, and Governance) yang saat ini sedang diperkuat oleh pemerintah dan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital sejalan semangat transformasi di tubuh BSI,” lanjut Hery.
Per Juni 2022, pengguna BSI Mobile mencapai 4,07 juta user atau naik 81% secara yoy. Peningkatan jumlah pengguna dipengaruhi perubahan perilaku masyarakat yang mulai beralih ke e-channel BSI Mobile, ATM maupun Internet Banking.
Saat ini, profil mayoritas nasabah BSI atau sekitar 97% telah beralih menggunakan e-channel untuk beraktivitas perbankan. Transaksi kumulatif BSI Mobile per Juni 2022 mencapai 117,72 juta transaksi dan berkontribusi memberikan fee based income sebesar Rp119 miliar.
Hery mengatakan, dalam menyalurkan pembiayaan, BSI terus menjaga nilai-nilai syariah dengan memberikan pembiayaan yang sehat dan sustain sehingga tetap menjaga keberlangsungan kehidupan dan lingkungan.
Selain itu, lanjutnya, BSI terus berkomitmen dalam penerapan prinsip environmental (lingkungan), social (sosial), dan governance (tata kelola perusahaan) atau ESG, selaras dengan aspek keuangan berkelanjutan (sustainable finance). Pembiayaan BSI terkait ESG terus meningkat dan kedepannya akan diakselerasi sehingga perseroan mampu menghadirkan nilai yang lebih baik kepada para pemangku kepentingan.
Tentunya value ini dihasilkan dari keselarasan antara kepentingan ekonomi, sosial dan lingkungan hidup. Per Juni 2022, pembiayaan keuangan berkelanjutan BSI mencapai Rp 50,05 triliun atau 26% dari total pembiayaan BSI. (HAN)