digitalbank.id – LIKE father like son, pepatah ini boleh jadi berlaku pula pada Bank Mandiri. Setelah Bank Mandiri Bank raup laba bersih Rp20,2 triliun di kuartal II 2022, kini PT Bank Mandiri Taspen membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp614,94 miliar pada semester I/2022.
Laba anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. atau BMRI itu tumbuh melesat 98,02 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp310,52 miliar. Dalam laporan keterbukaan keuangan yang dipublikasi pada Senin (1/8/2022), laba Bank Mandiri Taspen melesat ditopang oleh keberhasilan perusahaan dalam mendongkrak pendapatan bunga dan menjaga beban bunga secara tahunan.
Pada semester I/2022 diketahui pendapatan bunga Bank Mandiri Taspen sebesar Rp2,42 triliun atau tumbuh 19,68 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu beban bunga sebesar Rp873 miliar, naik 4,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Alhasil pendapatan bunga bersih yang dibukukan sebesar Rp1,55 triliun atau tumbuh 30,17 persen yoy. Sementara itu, beban operasional mengalami penurunan dari Rp723 miliar pada Juni 2021 menjadi Rp669 miliar pada Juni 2022.
Pencapaian ini membuat rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional menurun dari level 78,13 persen menjadi 66,97 persen pada semester I/2022.
Dari sisi aset, per Juni 2022 Mandiri Taspen memiliki aset sebesar Rp49,54 triliun, tumbuh 8,79 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp45,54 triliun. Bank Mandiri Taspen berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp33,7 triliun, tumbuh 7,49 persen yoy.
Kredit yang disalurkan oleh Bank Mandiri Taspen tidak hanya tumbuh, juga berkualitas. Terlihat dari rasio non performing loan/NPL net yang turun dari 0,12 persen pada Juni 2021 menjadi 0,01 persen pada Juni 2022.
Sementara itu Loan to Deposit Ratio (LDR) berada pada level 95,25 persen. Adapun total dana pihak ketiga yang dibukukan oleh Bank Mandiri Taspen tercatat sebesar Rp35,38 triliun, tumbuh 3,67 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp34,12 triliun.(SAF)