digitalbank.id – TAHUN 2022 adalah tonggak bagi PT Bank Jago Tbk. (ARTO) untuk menjadi bank digital yang sehat. Tanda baik itu terlihat misalnya dengan berhasilnya Bank Jago membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp28,91 miliar pada kuartal II/2022, berbanding terbalik dengan posisi kuartal II/2021 yang masih menderita rugi senilai Rp46,77 miliar.
Bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, laba bank digital ini naik 52,9 persen. Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar menjelaskan adanya kombinasi antara struktur dana yang membaik dan pertumbuhan kredit yang tinggi telah berdampak positif pada perolehan profitabilitas perseroan.
Secara rinci, pendapatan bunga bank digital milik Jerry Ng melesat 340 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp160,47 miliar menjadi Rp705,31 miliar. Sementara itu, beban bunga dan beban syariah perseroan naik 200 persen yoy menjadi Rp64 miliar.
Dari sana, pendapatan bunga bersih Bank Jago melonjak 361 persen yoy menjadi Rp641 miliar dari sebelumnya tercatat Rp139,08 miliar. Lalu, dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) naik 253 persen yoy menjadi Rp6,1 triliun. Adapun, komposisi dana murah (current account saving account/CASA) yang terdiri dari giro dan tabungan Bank Jago melesat 643 persen secara yoy menjadi Rp3,87 triliun, sedangkan deposito tumbuh 85 persen menjadi Rp2,23 triliun. “Hal ini membuat struktur biaya dana semakin membaik yang tercermin pada rasio CASA terhadap total DPK mencapai 63 persen,” kata Kharim dalam keterangan tertulis, Kamis (21/7/2022).
Bank Jago mencatat penyaluran kredit dan pembiayaan syariah tumbuh 234 persen menjadi Rp7,26 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,17 triliun. Unit usaha syariah (UUS) berkontribusi sekitar 30 persen dari total penyaluran dana. “Pertumbuhan tinggi pada penyaluran kredit dan pembiayaan syariah ditopang oleh kolaborasi dengan sejumlah fintech lending, multifinance, dan institusi keuangan digital lainnya dalam kerja sama pembiayaan [partnership lending],” ujarnya.
Kerja sama tersebut melengkapi integrasi Bank Jago dengan super app Gojek, aplikasi reksa dana online Bibit, dan platform trading online Stockbit. Sampai dengan kuartal II/2022, Bank Jago telah berkolaborasi dengan 34 institusi, seperti Atome, Kredit Pintar, Home Credit, Carsome Indonesia, dan BFI Finance.
“Kami akan terus memperluas dan memperdalam kolaborasi dengan ekosistem keuangan. Ini merupakan strategi kami untuk aktif mendatangi para nasabah di manapun mereka berada,” kata Kharim. Hingga akhir Juni 2022, Bank Jago juga mencatatkan total aset sebesar Rp14,61 triliun, tumbuh 44,8 persen yoy dari sebelumnya tercatat sebesar Rp10,09 triliun. Adapun, rasio likuiditas atau loan to deposits ratio (LDR) Bank Jago menjadi 119 persen pada kuartal II/2022 dari sebelumnya 146 persen pada akhir 2021. Bank Jago juga mencatatkan NIM 10,8 persen dan memiliki rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) pada level 110 persen.(SAF)