digitalbank.id – MESKIPUN baru-baru ini dunia startup diterpa berita kurang sedap dengan adanya langfah efisiensi termasuk PHK, minat perusahaan modal ventura untuk berinvestasi pada beberapa sektor pun masih berlanjut.
Jika melihat data DS Innovate, nilai pendanaan pada startup fintech menjadi yang tertinggi sepanjang kuartal pertama 2022 dengan nilai sekitar US$ 600 juta. Dari segi jumlah transaksi pun, fintech pun unggul dengan sekitar 35 kali transaksi pendanaan.
Investment Analyst Central Capital Ventura Deandra Fidelia pun mengamini bahwa startup fintech masih akan populer untuk didanai. Mengingat, fintech telah terbukti menjadi salah satu infrastruktur yang dibutuhkan bagi setiap startup apapun.
“Masih banyak yang bisa dikembangkan, ini baru ngomongin vertical-vertical fintech yang ada, belum lagi kalau kita mau masuk ranah web3 maupun crypto based,” ujar Deandra.
Oleh karenanya, Fidelia bilang bahwa para pemain modal ventura meskipun bermain seluruh sektor industri atau yang lebih dikenal dengan istilah sector agnostic, kebanyakan tertarik pada sektor fintech maupun sektor paylater.
“Jadi memang permodalan modal ventura ke fintech mungkin masih akan banyak seperti tahun-tahun sebelumnya,” imbuhnya.
Dihubungi secara terpisah, Chief Investment Officer Mandiri Capital Indonesia (MCI) Dennis Pratistha menilai segala perusahaan yang mengandalkan teknologi tentu masih akan terus tumbuh di masa depan sejalan dengan banyaknya masyarakat yang menggunakannya.
Oleh karenanya, tak hanya beberapa sektor saja yang kini dilirik oleh MCI untuk melakukan pendanaan karena sifatnya yang agnostic. Mulai dari sektor fintech, logistics, insurtech, kesehatan, pendidikan, hingga agritech pun turut menjadi perhatian MCI.
“Dengan teknologi, kita akan menciptakan ekonomi jadi lebih efisien,” ujar Dennis.
Dennis pun menyebut, secara umum investasi MCI di tahun ini masih di perusahaan yang ada financial play, serta startups yang bisa mendorong digitalisasi pada UMKM lainnya.(SAF)