digitalbank.id – Menyasar UMKM yang hingga kini belum tersentuh, PT Bank DBS Indonesia menyalurkan kredit channeling Rp 100 miliar melalui penyelenggara fintech p2p lending, Modalku.
Menurut Director Institutional Banking Group Bank DBS Indonesia Kunardy Lie, Bank DBS Indonesia secara tidak langsung ikut berkontribusi terhadap pertumbuhan UMKM di Indonesia melalui kerja sama dengan Modalku. Besarnya manfaat kerja sama ini mendorong perseroan untuk bekerja sama lebih banyak dengan pihak ketiga untuk membangun ekosistem digital di Indonesia.
Baca juga: Bank DBS Indonesia sabet gelar Global Champion di ajang Apresiasi Mitra BUMN Champion 2022
“Selain itu, dirancang khusus untuk menjawab kebutuhan UMKM, DBS IDEAL mempermudah dan mempercepat proses transaksi perbankan korporasi dengan memungkinkan nasabah untuk dapat melakukan transaksi kapan saja dan di mana saja, melacak transaksi secara real-time, transparan dan informatif. Sehingga, pelaku UMKM dapat fokus pada hal yang penting, yakni mengembangkan bisnis itu sendiri,” kata Lie dalam keterangannya, Selasa (31/5).
Sementara itu Co-Founder & CEO Modalku Reynold Wijaya menerangkan, kerja sama dengan Bank DBS Indonesia menjadi kehormatan untuk Modalku. Hal ini tentunya juga sejalan dengan nilai gotong royong yang merupakan bagian dari model bisnis fintech p2p lending klaster produktif tersebut.
Baca juga: Bank DBS Indonesia luncurkan kartu kredit Digibank Black, approval cuma 60 detik
“Kami melihat adanya kesamaan misi dengan Bank DBS Indonesia untuk memberikan akses permodalan sehingga dapat memberikan dukungan kepada para pelaku bisnis UMKM untuk terus berkembang. Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia,” jelas Reynold.
Selaras dengan Bank DBS Indonesia, Modalku bertujuan menciptakan dunia keuangan yang lebih inklusif dan inovatif dengan mendukung pengelolaan aliran kas untuk kebutuhan operasional usaha dan menghubungkan UMKM potensial dengan pendana. Selama enam tahun berjalan sejak 2016, Grup Modalku telah menyalurkan pendanaan sebesar Rp 34,89 triliun di lima negara di Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam. (HAN)