digitalbank.id – DATA Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, jumlah kantor bank umum per Februari 2022 tercatat 28.530 unit. Ini telah berkurang 1.469 dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara dibandingkan posisi akhir 2020, telah ada pengurangan sebesar 2.203 unit. Terhitung dari akhir 2019, terdapat penyusutan kantor perbankan sebesar 2.597 unit.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebagai bank dengan jumlah kantor terbanyak di Tanah Air memiliki jumlah kantor 8.852 unit per Maret 2022. Angka itu berkurang 141 unit dari akhir tahun lalu. Sedangkan sejak tahun 2020, kantor bank spesialis UMKM ini telah menyusut sebanyak 575 unit.
Jaringan kantor BRI saat ini terdiri dari satu kantor pusat, 18 kantor regional, 450 kantor kantor cabang, 582 kantor cabang pembantu, BRI unit sebanyak 5.181, cash office 517, teras BRI 1,614, teras mobile 135 dan payment point 354.
Manajemen BRI dalam presentasi kinerja keuangan kuartal I 2022 mengatakan, dalam melakukan penataan jaringan kantor, perseroan akan mengembangkan kantor cabang menjadi cabang pintar, cabang unggulan dan cabang komunitas. “Kami akan meningkatkan efisiensi cabang dan customer experience melalui proses bisnis baru seperti self service banking,” tulis managemen BRI dikutip pada Minggu (29/5).
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatat jumlah jaringan kantor 2.128 unit per Maret 2022. Itu menyusut 205 unit dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sejak akhir 2020, jumlah outlet BNI ini telah berkurang 144 unit.
Adapun jumlah kantor PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) telah berkurang 143 unit dalam setahun hingga Maret 2022 menjadi 4.045 unit. Itu terdiri dari 7 kantor cabang luar negeri, 2.393 kantor cabang dan 1.645 outlet mikro.
PT Bank Mandiri mencatatkan penurunan jumlah kantor dari 427 pada Maret tahun lalu menjadi 418 pada Maret 2022. Sementara PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) telah mencatat penurunan jumlah kantor dalam setahun sebanyak 10 unit hingga menjadi 727 unit pada kuartal I 2022. Bahkan dari 2019, kantor BTN telah menyusut 127 unit.
Aris Hartanto, Kepala Divisi Distribusi dan Jaringan BRI mengungkapkan, sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, BRI telah melakukan optimalisasi dengan menutup kantor lebih dari 100 unit kerja.
Dia mengatakan, sebagai bank dengan jaringan terbesar di Indonesia, BRI akan terus mengoptimalkan jangkauan jaringan kantor dan elektronik yang dimilikinya untuk bisa melayani nasabah dengan baik.
Seiring adanya perubahan preferensi nasabah, digitalisasi dan perubahan kebijakan regulator menjadi katalis perubahan dalam lini distribution channel di BRI. “Transaksi di unit kerja saat ini diperkirakan hanya tinggal sekitar 8% dari total transaksi di BRI,” kata Aris.
Ke depan, BRI akan mendorong lagi adanya migrasi transaksi dari channel fisik ke elektronik channel, seperti BRIMO, ATM, CRM, termasuk juga ke Agen BRILink. Channel fisik nantinya akan difokuskan pada layanan nasabah yang kompleks.
PT Bank Mandiri Tbk juga akan terus melakukan penataan jaringan kantor. Kantor-kantor yang kurang optimal akan ditutup dan digabung dengan kantor terdekat. Strategi itu dilakukan seiring dengan semakin meningkatnya transaksi nasabah bank pelat merah ini lewat e-channel, terutama channel digital. Sementara transaksi dari kantor semakin berkurang.
Direktur Jaringan dan Retail Banking Bank Mandiri Aquarius Rudianto mengatakan, penataan jaringan kantor dilakukan untuk menyesuaikan perkembangan bisnis mengikuti tren pergeseran transaksi nasabah ke digital channel. “Tahun ini, Bank Mandiri menargetkan menutup 52 jaringan kantor,” ujarnya.(SAF)