digitalbank.id – PASCA pandemi kini menimbulkan fenomena kesadaran investasi dari mayoritas nasabah perbankan. Indikatornya, dana kelolaan bisnis wealth management perbankan terus tumbuh pada tahun ketiga pandemi Covid-19. Kini, nasabah kini lebih suka menempatkan dananya pada instrumen obligasi.
PT Bank Central Asia (BCA) Tbk misalnya, mencatatkan transaksi investasi melalui aplikasi Welma BCA mencapai Rp 12,9 triliun pada April 2022. Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn berkat, transaksi itu meningkat 43% dibandingkan realisasi Desember lalu. “Adapun produk yang paling diminati adalah obligasi, terutama Obligasi Perdana (IPO),” kata Hera, pekan lalu.
Dana kelolaan wealth management BCA mencapai Rp 87 triliun, atau naik 50% yoy pada 2021. Kenaikan itu terjadi baik pada instrumen reksadana maupun obligasi.
Terkait kenaikan itu, SEVP Wealth Management BCA Christine Setyabudhi berharap pertumbuhan dana kelolaan ini bisa berlanjut di tahun 2022. Dengan melihat tren pemilihan instrumen investasi akan terus beragam lantaran karakter nasabah prioritas juga variatif.
“Ada yang masih konservatif maka akan pilih tabungan, deposito, paling-paling obligasi. Paling ujung spektrum nasabah ada juga yang super agresif, yang pilih reksadana saham dan berani,” jelasnya.
Ke depan, bank swasta terbesar di Indonesia akan senantiasa memberikan solusi sesuai dengan kebutuhan nasabah dan memberikan kemudahan bagi nasabah dalam bertransaksi investasi secara tepat.(SAF)