Riset indikator likuditas LPS ungkap bank akan perbesar cadangan untuk antisipasi risiko kredit

- 3 Mei 2022 - 10:20

Riset Indikator Likuiditas yang diterbitkan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) periode April 2022 menyebutkan pembentukan cadangan yang lebih besar akan terus dilakukan perbankan dalam rangka mengantisipasi pemburukan kualitas kredit.

digitalbank.id – Riset Indikator Likuiditas yang diterbitkan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) periode April 2022 menyebutkan pembentukan cadangan yang lebih besar akan terus dilakukan perbankan dalam rangka mengantisipasi pemburukan kualitas kredit.

“Bank masih akan sangat selektif dalam menyalurkan kredit dengan memperhatikan pengelolaan risiko kredit dan kinerja calon debitur,” tulis LPS dalam Indikator Likuiditas April 2022, yang dikutip di Jakarta, belum lama ini.

LPS memiliki proyeksi (outlook) penyaluran kredit perbankan akan terus meningkat, namun bertahap, dan bergantung pada pemulihan ekonomi domestik.

Debitur akan mulai berani mengajukan kredit. Di sisi lain, hal ini menjadi tantangan bagi perbankan untuk mengelola likuiditas dan menerapkan strategi penghimpunan dana.

Perbankan juga disebut harus mengantisipasi perubahan perilaku deposan akibat kehadiran layanan keuangan digital yang dapat mempengaruhi peta persaingan antarbank.

Menurut LPS, hingga Februari 2022, penyaluran kredit perbankan terus melanjutkan tren positif hingga tumbuh 6,33 persen (yoy) pada Februari 2022.

Permintaan kredit terus mengalami perbaikan sejalan dengan meningkatnya aktivitas korporasi dan rumah tangga.

Pada saat yang sama, meningkatnya aktivitas usaha mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) cenderung tumbuh melambat menjadi 11,11% (yoy) pada Februari 2022.

Meskipun demikian, secara keseluruhan kondisi likuiditas perbankan terpantau masih longgar. “Hal itu diindikasikan dari rasio LDR yang berada pada level 77,55%, AL/NCD 147,33% dan AL/DPK 32,72% sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya,” tulis LPS.

LPS juga memperkirakan kondisi likuiditas dan kapasitas bank dalam penyaluran kredit tidak terpangaruh signifikan dari rencana kebijakan kenaikan giro wajib minimum (GWM) yang telah dimulai pada Maret 2022.

“Kendati demikian, tetap perlu diperhatikan efek dari perubahan kebijakan tersebut pada strategi pengelolaan likuiditas individual bank dan tren suku bunga simpanan,” menurut LPS.

Pada 1 Maret 2022, Bank Indonesia menaikkan GWM untuk bank umum konvensional sebesar 1,5% menjadi 5,0% dengan pemenuhan seluruhnya secara rata-rata.

 

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.