digitalbank.id – PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) memaparkan catatan kinerja dan pencapaikan perusahaan di kuartal pertama 2022. Hingga Februari 2022, emiten bank dengan kode saham BBCA ini telah menyalurkan kredit sebesar Rp615 triliun. Pertumbuhan kredit terjadi di semua segmen, terutama ditopang oleh segmen korporasi dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn menuturkan untuk total dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp971 triliun. Hera mengatakan solidnya pendanaan dana murah (current account saving account/CASA) ditopang oleh kepercayaan nasabah, serta kemudahan dalam bertransaksi. Sepanjang tahun ini, lanjutnya, BCA menargetkan pertumbuhan total kredit mampu mencapai 6 persen – 8 persen.
Hal ini selaras dengan target Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mematok pertumbuhan kredit sebesar 7,5 persen. “Kami mencermati ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi penyaluran kredit tahun ini seperti mobilitas masyarakat yang diharapkan bisa kembali normal, suku bunga, likuiditas yang ada, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Selanjutnya Hera menambahkan bahwa ke depan, perseroan berharap Covid-19 di Indonesia semakin terkendali, aktivitas bisnis stabil pemulihan ekonomi berlanjut didorong oleh penerapan protokol kesehatan, serta berbagai kebijakan strategis dari regulator dan otoritas perbankan.
Sementara itu, sepanjang tahun 2021, BBCA dan entitas anak membukukan laba bersih sebesar Rp31,4 triliun. Perolehan laba tersebut tumbuh 15,8 Persen secara tahunan. Adapun, total aset BCA naik 14,2 persen secara tahunan menjadi Rp1.228,3 triliun. Dari sisi penyaluran kredit, total kredit BCA hingga Desember 2021 naik 8,2 persen secara yoy menjadi Rp637 triliun. Pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman.
Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) yang terjaga di level 2,2 persen. Dari sisi pendanaan, CASA tumbuh 19,1 persen yoy mencapai Rp767 triliun dan berkontribusi hingga 78,6 persen dari total DPK. Deposito juga tumbuh 6,1 persen yoy menjadi Rp208,9 triliun. Secara keseluruhan, total DPK naik 16,1 persen secara yoy menjadi Rp975,9 triliun.(SAF)