digitalbank.id – Bank BCA (BBCA) mengungkapkan pengguna dari BCA Mobile Banking mencapai 18 juta user. BCA akan terus mengembangkan digitalisasi dalam layanan perbankannya. Saat ini peluang BCA mengembangkan digitalisasi layanan perbankan terbuka luas, utamanya di masa pandemi.
Pihak BCA optimistis ke depannya, kecenderungan masyarakat akan menggunakan layanan perbankan melalui ponsel pintar akan terus meningkat.
Menurut I Ketut Alam Wangsawijaya, EVP Transaction Banking Business Development BCA mengatakan, salah satu layanan digital yang menjadi andalan perseroan adalah BCA Mobile Banking. “Saat ini, pengguna dari BCA Mobile Banking mencapai 18 juta user dan diperkirakan akan terus bertambah,” ujarnya dalam acara BCA Expoversary 2022, di ICE BSD, Jumat (11/3).
Baca juga: BCA Expoversary 2022 tawarkan bunga KPR dan KKB 2,65%
Selain itu, BCA Mobile Banking dan Internet Banking BCA juga berkontribusi sekitar 88% transaksi di BCA seiring dengan mulai meningkatnya penggunaan layanan perbankan melalui ponsel pintar.
“Penetrasi internet dan penggunaan ponsel pintar di Indonesia cukup pesat, terlebih di masa pandemi Covid-19. Masyarakat mulai mengurangi kunjungan ke cabang dan ATM demi menghindari kerumunan dan kontak fisik saat pandemi. Jadi, kami melihat pola masyarakat mulai menggunakan layanan transaksi perbankan via ponsel pintar,” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan transaksi di mobile banking BCA yang paling mudah terlihat, yakni pembukaan rekening online melalui Mobile Banking BCA tanpa harus ke cabang. Awal diluncurkan pada 2019 pembukaan rekening online baru tumbuh 10%, di tahun 2021 lalu, sudah ada 2,6 juta pembukaan rekening online via mobile.
Baca juga: Bank Digital BCA segera luncurkan fitur kredit via aplikasi
Namun, penggunaan layanan perbankan digital melalui ponsel pintar yang paling sering dijalankan untuk transaksi harian, mulai dari transfer antar bank, pembayaran belanja online dengan virtual account, pembelian tiket dan voucher atau hanya sekedar melihat saldo.
Layanan tanpa kartu atau cardless sangat ini memang sangat besar potensinya. Ini juga sejalan dengan kebijakan pemerintah mengenai kebijakan QRIS dalam setiap transaksi jual beli. Melalui layanan digital, BCA menjawab tidak hanya kebutuhan transaksi pelanggan, tapi juga kebutuhan lifestyle, seperti belanja tiket, voucher, langganan tv berbayar, dan setor tunai bisa dilakukan hanya dengan ponsel pintar.
Ke depannya, kata Ketut, BCA ingin memaksimalkan peran digital banking melalui aplikasi MyBCA untuk menggantikan Mobile Banking BCA. Namun, proses migrasi ini dilakukan secara bertahap dan berjalan natural. Semua fitur unggulan M-Banking BCA akan dimigrasikan ke MyBCA seiring dengan penambahan fitur-fitur baru. Ketut juga mengingatkan, kemudahan bertransaksi melalui layanan digital bukan berarti membuat generasi milenial tidak bisa mengontrol keuangannya.
Baca juga: Bos BCA: Penyebab gangguan telah teratasi, mobile banking kembali normal
Namun, perseroan tidak selalu melihat pertumbuhan digitalisasi dari angka transaksi, tapi juga berdasarkan dari pengalaman kenyamanan, keamanan dan bagaimana mereka mengkomunikasikan kenyamanan itu kepada orang lain.
Menurutnya, loyalitas dan kenyamanan menggunakan layanan digital BCA yang justru menjadi indikator keberhasilan BCA. “Kami ingin pertumbuhan layanan digital ini berjalan dan bertumbuh secara organik, berdasarkan dari user experience. Setelah masyarakat nyaman, merasa aman, loyal, kami tinggal tambahkan edukasi, unsur promosi dan pelayanan yang prima,” tambahnya. (HAN)