digitalbank.id – Serius memulai transformasi digitalnya, PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. (BEKS) pada awal 2022 mendatang berencana meluncurkan produk digital banking, demikian diungkapkan manajemen Bank Banten.
Dalam laporan pelaksanaan paparan publik pada Jumat, (24/12) dan keterbukaan informasi yang dirilis Rabu (29/12) kemarin, Bank Banten mengungkapkan pengembangan teknologi Bank Banten di tahun 2022 telah memasuki rencana pengembangan layanan elektronifikasi dan digitalisasi yang telah dimulai perencanaannya sejak akhir 2021.
“Bank Banten tengah melakukan pengembangan teknologi, khususnya layanan mobile banking dan cash management system. Harapannya pada awal tahun 2022 di kuartal pertama, layanan Mobile Banking untuk individu dan Cash Management System untuk masyarakat atau korporasi sudah dapat digunakan,” demikian manajemen Bank Banten.
Baca juga: Bank BSI bangun ekosistem digital di Aceh
Lebih lanjut dijelaskan, dua hal tersebutlah yang menjadi langkah awal Bank Banten memasuki layanan perbankan elektronik dan diikuti berbagai layanan lainnya. Selain itu, pengembangan digitalisasi ini merupakan wujud Bank Banten dalam mendukung Pemerintah Provinsi Banten sekaligus upaya dalam menyediakan layanan ritel dan consumer.
Berdasarkan catatan yang ada, Bank Banten membukukan rugi periode berjalan setelah pajak bersih sebesar Rp145,70 miliar hingga akhir kuartal III/2021. Rugi tersebut membengkak dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp137,90 miliar. Pendapatan bunga bersih tumbuh 13,15% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi sebesar Rp41,71 miliar. Demikian pula, pendapatan operasional selain bunga naik 11,36% secara yoy menjadi Rp24,98 miliar.
Lalu dari sisi penyaluran kredit, mengalami penurunan 16,6% menjadi Rp3,15 triliun. Sementara penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) justru melonjak 44% yoy menjadi Rp3,71 triliun. Pertumbuhan DPK ditopang dari kenaikan dana murah (CASA), sehingga mendorong rasio CASA dari 23% pada akhir Desember 2020 menjadi 44,6% per 30 September 2021. Bank Banten mencatatkan total aset per 30 September 2021 sebesar Rp7,21 triliun, meningkat dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp5,33 triliun.
Baca juga: Bank Indonesia ungkap transaksi digital di DKI Jakarta tembus Rp2.944,4 triliun
Pada acara Public Expose Bank Banten, Direktur Utama Bank Banten Agus Syabarrudin menuturkan saat ini pihaknya tengah menyusun berbagai langkah strategis yang akan dilakukan di tahun 2022 yaitu dengan menajamkan target audience serta berfokus di market primer perseroan yaitu regional Banten.
“Tahun 2022 saya yakin akan menjadi turning point bagi perseroan dan kami menargetkan terjadinya hypergrowth,” kata Agus, Selasa (28/12).
Dia mengatakan, Bank Banten bersama Komisi III DPRD Provinsi Banten tengah menyiapkan Ekosistem Keuangan Daerah (EKD). Jika Ekosistem keuangan daerah antara pemprov serta segenap pelaku usaha di Banten terkelola dengan baik, maka akan memberikan dampak yang signifikan untuk optimalisasi PAD dan memberikan lebih banyak keleluasaan untuk melakukan pembangunan di Banten.
Baca juga: Riset JP Morgan Chase: 62% nasabah mengaku tak bisa hidup tanpa bank digital
“Berbagai proyek prioritas nasional yang terus bertumbuh di Banten akan menjadi fokus kami dalam menggenjot aspek bisnis perseroan. Bauran antara audience retail, UMKM dan korporasi yang masih sangat potensial akan menjadi andalan untuk mencapai target penyaluran fasilitas pembiayaan baru. EKD akan menjadi salah satu engine utama kami dalam mengejar target pertumbuhan yang hyper growth. Selain itu perseroan akan terus berupaya mencapai target rasio-rasio keuangan serta mengejar aspek permodalan yang disyaratkan oleh OJK dapat terpenuhi,” demikian Agus. (HAN)