digitalbank.id – Gubernur Kalimantan Selatan Dr ( HC) H Sahbirin Noor mengatakan persaingan bisnis perbankan ke depan akan semakin sengit seiring dengan berkembangnya digitalisasi dalam berbagai layanan perbankan. Untuk itu, Bank Kalsel sebagai kebanggaan ‘Urang Banua’ perlu terus bertransformasi dengan memanfaatkan sistem digital.
“Sekarang ini hampir seluruh perbankan memberikan layanan melalui sistem digital. Jika ingin transfer, maka tidak perlu lagi datang ke bank, cukup melalui mobile banking, termasuk untuk pembayaran air, listrik dan lain-lain. Saya minta kepada direktur utama, dan seluruh jajaran Bank Kalsel, agar tidak ketinggalan untuk beradaptasi dalam memanfaatkan sistem digital,” ujarnya saat melantik Dirut Bank Kalsel yang baru Hanawijaya, di Banjarmasin, Sabtu (4/12).
Menurut dia, saat ini, Bank Kalsel memang sudah punya akses pelayanan dengan basis digital. Namun, upaya untuk memperbaiki dan menyempurnakan pelayanan, hendaknya selalu menjadi motivasi bagi seluruh kalangan Bank Kalsel.
Baca juga: OJK bentuk satgas keamanan siber untuk lindungi data pengguna jasa keuangan digital
Bagaimanapun, bisnis perbankan sesungguhnya juga bisnis pelayanan. “Semakin baik pelayanan di Bank Kalsel, maka bank kebanggaan Urang Banua ini akan semakin eksis dan bisa melayani masyarakat dengan baik.”
Potensi dan peluang bagi Bank Kalsel untuk berkembang lebih besar, sangat terbuka lebar. Di antara potensi dan peluang itu, bisa diwujudkan melalui produk keuangan syariah dari Bank Kalsel.
Produk syariah
Sebagai daerah dengan mayoritas penduduk beragama Islam, maka produk jasa keuangan syariah akan menjadi pilihan masyarakat, karena selaras dengan tatanan muamalah dalam agama Islam.
Gubernur Kalsel berharap produk syariah dari Bank Kalsel juga dapat meningkatkan upaya pengembangan pasar dengan dukungan pada sektor riil seperti industri fashion, kesehatan, dan pariwisata syariah.
Baca juga: Satgas Waspada Investasi tutup lagi 103 pinjol ilegal berbasis aplikasi dan web
“Bank Kalsel agar terus berinovasi dalam upaya digitalisasi pelayanan perbankan. Maksimalkan potensi kesyariahan dari produk jasa keuangan Bank Kalsel, dengan memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, tentang layanan syariah di bank Kalsel,” ujarnya.
Bank Kalsel juga diminta membuat manajemen terbaik di lingkungannya, baik dari aspek pelayanan, pemasaran, peningkatan SDM termasuk kehadiran Bank Kalsel untuk mendukung pengembangan UMKM serta mendorong pergerakan perekonomian daerah.
Sedikit mengenai Hanawijaya, dia lahir pada 3 Desember 1963 ini, adalah alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) dan S2 Jurusan Ilmu Manajeman Internasional Universitas Prasetya Mulya 1999 ini pernah menjabat sebagai Direktur Bisnis Ritel dan Unit Usaha Syariah Bank Jateng (2018-2017), kemudian Direktur Pembiayaan Mikro Kecil Bank Syariah Mandiri (2010-2014).
Baca juga: Omnichannel bak lampu wasiat yang akan terus diusap Bank Aladin
Dia juga sempat menjabat Direktur Pembiayaan Konsumen, Komersial Cabang dan Pengembangan Produk Bank Syariah Mandiri 2007-2010) dan Direktur Kepatuhan Manajeman Resiko, Produk dan IT Bank Syariah Mandiri 2005-2007.
Dalam sambutannya Hanawijaya megatakan banyak tantangan yang harus dilewati Bank Kalsel untuk bertransformasi menjadi bank digital, sehingga mau tidak mau pihaknya harus mempercepat proses digitalisasi Bank Kalsel mengejar ketinggalan dan menjadi bank terdepan dalam digital banking.
“Bank ini adalah bank banua, pendapatan terbaik adalah untuk masyarakat Kalsel. Mari manfaatkan Bank Kalsel sebagai tempat penyimpanan hingga investasi,” katanya.
Tumbuh stabil
PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan (Bank Kalsel) mampu tetap bertumbuh secara stabil dan berhasil menjaga stabilitas kinerjanya seiring dengan upaya pemulihan ekonomi di daerah.
Baca juga: Gandeng Nikel, Bank Neo Commerce tawarkan pembiayaan di sektor kesehatan
Hal ini tercermin dari kinerja aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan laba yang tumbuh positif sepanjang kuartal I/2021. Aset Bank Kalsel per Maret 2021 tercatat naik 12,41% yoy, dari Rp14,27 triliun menjadi Rp16,04 triliun. Perolehan itu setara dengan 102,42% dari target rencana bisnis bank (RBB) untuk periode Maret.
Dari sisi laba juga meningkat 45,85% yoy, dari Rp83,30 miliar menjadi senilai Rp121,49 miliar. Pencapaian itu setara dengan 158,70% dari target RBB. Selanjutnya, dari sisi DPK tumbuh 15,33% yoy, dari Rp11,47 triliun menjadi Rp13,23 triliun. Pencapaian itu setara dengan 106,49% dari target RBB Maret. (HAN)