Indonesia tengah berambisi mengukuhkan diri sebagai pusat manajemen kekayaan regional, dengan Bali yang dikenal sebagai surga wisata kini dipertimbangkan untuk memainkan peran ini.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pihaknya akan mendorong Bali untuk menjadi hub family office, seperti di Hong Kong dan Singapura.
Hal itu ia sampaikan usai menghadiri gelaran acara World Water Forum ke-10, dalam agenda Balinese Water Purification Ceremony yang diselenggarakan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-kura Bali, Denpasar, Bali, pertengahan Mei 2024 lalu.
Bali, kata Luhut, memiliki potensi besar untuk menarik individu-individu ultrakaya yang mencari institusi untuk mengelola aset mereka. Dengan dukungan Presiden Joko Widodo, rencana membuka kantor keluarga (single-family offices) di Bali mulai mendapat angin segar, sebagaimana dilaporkan oleh South China Morning Post.
Mengambil inspirasi dari inovasi HSBC di India yang memanfaatkan teknologi metaverse, Bali dapat menjadi destinasi keuangan terpadu dengan leisure dan investasi bagi generasi Milenial dan Gen Z.
HSBC India telah menunjukkan bahwa melalui metaverse, nasabah dapat mengakses layanan perbankan dan produk investasi secara virtual, menciptakan pengalaman yang imersif dan interaktif. Dengan lebih dari 32 juta orang India tinggal di luar negeri dan remitansi yang mencapai US$112,5 miliar pada 2023, strategi ini sangat efektif menarik investor global.
Bali, dengan keindahan alam dan budaya yang kaya, menawarkan pengalaman perbankan dan investasi yang modern dan imersif melalui teknologi metaverse. Generasi Milenial dan Gen Z yang mencari keseimbangan antara kerja dan rekreasi akan menemukan Bali sebagai tempat ideal untuk mengelola kekayaan mereka.
Bali tidak hanya menyediakan peluang investasi tetapi juga gaya hidup yang seimbang, menjadikannya destinasi menarik bagi mereka yang ingin memadukan leisure dengan kegiatan finansial, serta sebagai tempat pensiun yang ideal dengan biaya hidup yang rendah dan kualitas hidup yang tinggi.
HSBC India telah menunjukkan bahwa melalui metaverse, nasabah dapat mengakses layanan perbankan dan produk investasi secara virtual, menciptakan pengalaman yang imersif dan interaktif. Dengan lebih dari 32 juta orang India tinggal di luar negeri dan remitansi yang mencapai US$112,5 miliar pada 2023, strategi ini sangat efektif menarik investor global.
Untuk mewujudkan visi Bali sebagai pusat keuangan yang terpadu dengan leisure dan investasi yang relevan dengan gaya hidup Milenial dan Gen Z, serta sebagai tempat pensiun yang ideal, ada beberapa tantangan yang perlu diselesaikan terlebih dahulu.
Kesiapan infrastruktur
Infrastruktur teknologi di Bali harus ditingkatkan untuk mendukung penggunaan platform metaverse yang kompleks. Syarat minimum infrastruktur digital metaverse adalah koneksi 5G, yang mampu menyediakan kecepatan internet yang sangat cepat dan latensi yang rendah. Ini sangat penting untuk memastikan bahwa layanan keuangan digital dan interaksi virtual dapat diakses dengan lancar dan tanpa gangguan oleh investor global.
Selain koneksi 5G, infrastruktur telekomunikasi yang modern juga diperlukan. Implementasi jaringan serat optik yang luas harus dilakukan untuk mendukung transfer data berkecepatan tinggi, yang memungkinkan koneksi internet yang lebih stabil dan handal, sesuai kebutuhan aplikasi metaverse.
Pusat data yang canggih dan andal juga diperlukan untuk menyimpan dan memproses data dalam jumlah besar yang dihasilkan oleh interaksi dalam metaverse. Pusat data ini harus memiliki standar keamanan yang tinggi dan kapasitas penyimpanan yang besar.
Dengan memenuhi syarat-syarat minimum ini, Bali dapat membangun infrastruktur digital yang kuat dan andal untuk mendukung penggunaan platform metaverse yang kompleks, memastikan bahwa layanan keuangan digital dapat diakses dengan lancar oleh investor global.
Selain itu, infrastruktur komputasi awan yang kuat amat diperlukan untuk memungkinkan skalabilitas dan fleksibilitas dalam mengelola aplikasi metaverse. Layanan komputasi awan harus mampu menangani beban kerja yang berat dan memberikan kinerja yang optimal. Integrasi multi-cloud juga sangat penting, menggunakan layanan dari beberapa penyedia cloud untuk memastikan redundansi dan keandalan yang lebih tinggi, serta mengurangi risiko kegagalan layanan.
Dengan memenuhi syarat-syarat minimum ini, Bali dapat membangun infrastruktur digital yang kuat dan andal untuk mendukung penggunaan platform metaverse yang kompleks, memastikan bahwa layanan keuangan digital dapat diakses dengan lancar oleh investor global.
Keamanan dan privasi
Keamanan siber menjadi salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Potensi risiko keamanan yang tinggi, seperti serangan siber dan pencurian data, harus ditangani dengan serius.
Pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk mengembangkan dan menerapkan standar keamanan yang tinggi, serta memastikan perlindungan data pribadi yang kuat untuk menjaga kepercayaan investor. Implementasi Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) yang ketat sesuai dengan standar OECD menjadi sangat krusial dalam upaya ini.
Manajemen risiko digital yang kuat harus diterapkan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko terkait keamanan siber. Upaya ini akan membantu mengurangi potensi serangan siber dan insiden pencurian data, seperti yang terjadi dalam kasus PDN baru-baru ini.
Standar tersebut akan memastikan bahwa data pribadi dikelola dan dilindungi dengan cara yang transparan dan akuntabel, meningkatkan kepercayaan investor terhadap infrastruktur digital di Indonesia.
Pemerintah perlu menetapkan standar minimum keamanan siber yang jelas dan komprehensif. Standar ini harus mencakup protokol untuk pencegahan, deteksi, dan respons terhadap ancaman siber. Selain itu, manajemen risiko digital yang kuat harus diterapkan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko terkait keamanan siber. Upaya ini akan membantu mengurangi potensi serangan siber dan insiden pencurian data, seperti yang terjadi dalam kasus PDN baru-baru ini.
Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam penerapan standar keamanan yang tinggi dan manajemen risiko digital yang efektif sangat penting untuk membangun kepercayaan investor global.
Dengan menetapkan dan mematuhi standar keamanan yang ketat, serta memastikan perlindungan data pribadi yang kuat, Indonesia dapat menciptakan lingkungan yang aman dan terpercaya bagi investor. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kepercayaan investor tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat keuangan yang inovatif dan kompetitif di kancah internasional.
Regulasi dan kepastian hukum
Pemerintah perlu mengembangkan peraturan yang mengatur operasi teknologi metaverse dan DeFi (Decentralized Finance) dengan baik, sambil memastikan perlindungan konsumen dan investor. Adaptasi sistem hukum yang fleksibel dan transparan akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap stabilitas dan keamanan investasi di Bali.
Bali sangat cocok untuk ditetapkan sebagai wilayah sandbox OJK (Otoritas Jasa Keuangan) terkait inovasi aset digital, di bawah pimpinan Hasan Fawzi sebagai Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto. Inovasi terkait industri blockchain dan DeFi lebih dinamis di Bali dibanding Jakarta, berkat kehadiran digital nomad dan komunitas investor kripto yang aktif di Bali.
Inisiatif untuk menjadikan Bali sebagai sandbox OJK akan diperkuat dengan rencana pemerintah untuk mengeluarkan visa digital nomad secara resmi. Visa ini akan menarik lebih banyak talenta internasional ke Bali, meningkatkan interaksi global dan pertukaran pengetahuan dalam bidang teknologi keuangan.
Kehadiran digital nomad menciptakan ekosistem yang mendukung perkembangan teknologi keuangan digital dan inovasi yang cepat, serta komunitas profesional berpengalaman yang secara aktif berkontribusi pada dinamika industri.
Inisiatif untuk menjadikan Bali sebagai sandbox OJK akan diperkuat dengan rencana pemerintah untuk mengeluarkan visa digital nomad secara resmi. Visa ini akan menarik lebih banyak talenta internasional ke Bali, meningkatkan interaksi global dan pertukaran pengetahuan dalam bidang teknologi keuangan.
Langkah ini memungkinkan pengembangan keuangan masa depan berbasis DeFi, yang merupakan peluang besar bagi Indonesia. Mengingat Singapura dan Hong Kong juga sedang serius menggarap DeFi sebagai regional hub, penetapan Bali sebagai sandbox OJK akan menempatkan Indonesia dalam posisi strategis untuk bersaing dan menarik investor global.
Dengan regulasi yang mendukung dan lingkungan yang inovatif, Bali dapat menjadi magnet bagi profesional global yang membawa ide-ide inovatif dan pengalaman berharga dalam industri blockchain dan DeFi.Dengan menjadikan Bali sebagai sandbox OJK, Indonesia dapat mendorong inovasi dalam sektor keuangan digital dengan memberikan ruang bagi perusahaan untuk menguji dan mengembangkan solusi DeFi dalam lingkungan yang terkontrol.
Hal ini akan memberikan fleksibilitas regulasi yang diperlukan untuk mengeksplorasi teknologi baru, sambil tetap melindungi konsumen dan investor melalui pengawasan yang ketat dan transparan. Pendekatan ini tidak hanya akan meningkatkan kepercayaan investor tetapi juga memposisikan Bali sebagai pusat keuangan inovatif yang terdepan di Asia.
Dengan dukungan regulasi yang kuat dan adaptif, serta komitmen terhadap keamanan dan perlindungan data, Bali dapat menjadi destinasi utama bagi pengembangan dan investasi dalam teknologi keuangan masa depan. Ini akan memperkuat daya tarik Bali sebagai pusat manajemen kekayaan yang terpadu dengan leisure dan investasi, relevan dengan gaya hidup Milenial dan Gen Z, serta sebagai tempat pensiun yang ideal.
Adopsi pengguna
Tidak semua investor mungkin nyaman atau terbiasa dengan teknologi metaverse. Oleh karena itu, diperlukan waktu dan upaya untuk meningkatkan adopsi teknologi ini. Edukasi yang konkret dapat dilakukan melalui berbagai bentuk, seperti pelatihan, demonstrasi langsung, dan dukungan teknis yang komprehensif.
Pemerintah bisa menggandeng HSBC sebagai mitra strategis karena mereka telah menunjukkan keseriusan dan komitmen dalam menggarap metaverse di industri keuangan sejak 2022.
Pelatihan berkelanjutan melalui workshop, seminar, dan program sertifikasi dapat membantu meningkatkan pemahaman tentang metaverse. Workshop dan seminar rutin, serta program sertifikasi profesional, akan memberikan pengetahuan mendalam tentang penggunaan dan manfaat teknologi ini.
Selain itu, demonstrasi langsung melalui pusat pengalaman virtual dan roadshow teknologi di berbagai kota besar dapat memperlihatkan aplikasi praktis metaverse dalam sektor keuangan. Dukungan teknis juga penting untuk mempercepat adopsi teknologi ini.
Pembentukan tim layanan pelanggan khusus yang terlatih dalam teknologi metaverse serta pengembangan platform edukasi online yang menyediakan sumber daya belajar akan membantu menjawab pertanyaan dan memberikan bimbingan kepada investor. Kolaborasi dengan HSBC dapat mempercepat proses ini. Dengan pengalaman dan sumber daya yang mereka miliki, HSBC dapat berpartisipasi dalam workshop, webinar, dan diskusi panel, serta membantu mengembangkan pusat pengalaman virtual di Bali.
Kemitraan ini akan meningkatkan kesadaran dan minat investor terhadap teknologi metaverse, memperkuat posisi Bali sebagai pusat inovasi keuangan, dan membuka peluang besar bagi Indonesia dalam mengembangkan sektor keuangan masa depan.
Untuk mewujudkan visi Bali sebagai wealth management hub yang terpadu dengan leisure dan investasi pensiun, pemerintah Indonesia perlu belajar dari studi kasus HSBC di India dan mengadopsi teknologi metaverse sebagai salah satu strategi inovatif.
Dengan dukungan regulasi yang kuat dan adaptif, serta komitmen terhadap keamanan dan perlindungan data, Bali dapat menjadi destinasi utama bagi pengembangan dan investasi dalam teknologi keuangan masa depan. Ini akan memperkuat daya tarik Bali sebagai pusat manajemen kekayaan yang terpadu dengan leisure dan investasi, relevan dengan gaya hidup Milenial dan Gen Z, serta sebagai tempat pensiun yang ideal.
Langkah ini akan meningkatkan aksesibilitas global, meningkatkan pengalaman pengguna, dan menciptakan efisiensi operasional yang lebih baik. Meskipun ada tantangan yang harus diatasi, potensi manfaatnya jauh lebih besar, membuka jalan bagi Indonesia untuk menjadi pusat keuangan yang kompetitif di kancah internasional.
Melalui adopsi teknologi metaverse, Indonesia dapat menarik lebih banyak investor dan memperkuat posisinya sebagai negara yang berkomitmen terhadap inovasi dan adaptasi teknologi.
Visi Bali sebagai pusat manajemen kekayaan dapat diwujudkan dengan strategi dan teknologi yang tepat, menjadikannya sandbox bagi ide-ide inovatif dan kreatif. Bali akan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan ekonomi melalui integrasi antara leisure dan investasi, terutama bagi generasi Milenial dan Gen Z yang mencari keseimbangan antara kerja, rekreasi, dan persiapan pensiun.
Dengan demikian, Bali akan memiliki positioning yang berbeda dan lebih kuat dibandingkan pusat keuangan regional seperti Hong Kong dan Singapura. Kombinasi unik antara inovasi teknologi, keindahan alam, dan fasilitas leisure kelas dunia membuat Bali menjadi destinasi yang menarik untuk investasi dan gaya hidup. Ini akan memastikan bahwa Bali tidak hanya bersaing tetapi juga unggul sebagai pusat keuangan yang inovatif dan dinamis, menarik generasi muda dan investor global yang mencari peluang finansial dan kualitas hidup yang tinggi.
*) Tuhu Nugraha, pengamat teknologi, principal IADERN
Ilustrasi: VRfeeling.com