
Igloo, perusahaan insurtech asal Singapura, menggandeng JMT Network Services dari Thailand untuk membentuk perusahaan asuransi digital pertama di Negeri Gajah Putih. Kolaborasi ini memadukan kekuatan jaringan ritel Jaymart Group dan teknologi canggih Igloo, dengan ambisi meluas ke pasar Indonesia yang memiliki tingkat penetrasi asuransi masih rendah. Joint venture ini menjadi peta jalan penting untuk digitalisasi sektor asuransi di Asia Tenggara, dengan model bisnis yang berpotensi direplikasi oleh konglomerasi serupa.
Fokus utama:
- Pembentukan perusahaan asuransi digital pertama di Thailand hasil kolaborasi Igloo dan Jaymart Group.
- Potensi ekspansi ke Indonesia dan Filipina dengan pendekatan serupa melalui joint venture.
- Tantangan dan peluang digitalisasi industri asuransi di Asia Tenggara, khususnya di pasar Indonesia.
Langkah besar diambil oleh Igloo dan JMT Network Services dalam membentuk perusahaan asuransi digital pertama di Thailand. Dua raksasa dari sektor insurtech dan jaringan ritel ini resmi berkolaborasi lewat pembentukan joint venture yang digadang-gadang bakal menjadi pionir dalam transformasi industri asuransi di Asia Tenggara. Tak hanya berhenti di Thailand, keduanya membidik Indonesia dan Filipina sebagai pasar selanjutnya.
Kolaborasi ini merupakan sinergi antara teknologi canggih Igloo dan infrastruktur ritel luas milik Jaymart Group—konglomerasi Thailand yang bergerak di bidang distribusi ponsel, manajemen keuangan, properti, hingga F&B. Joint venture ini menjadi langkah strategis untuk menghadirkan produk asuransi digital yang lebih terjangkau, mudah diakses, dan relevan dengan gaya hidup konsumen masa kini.
“Di Jaymart Group, tujuan kami adalah memberikan pengalaman pelanggan yang luar biasa yang didorong oleh teknologi,” ujar Ekachai Sukumvitaya, Wakil CEO Jaymart Group Holdings. “Joint venture yang bersejarah dengan Igloo ini menyatukan teknologi asuransi terbaik dan pemahaman mendalam tentang konsumen Thailand.”
Kolaborasi ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang Jaymart dalam mengintegrasikan teknologi ke seluruh lini bisnisnya, termasuk menghadirkan skema embedded insurance—perlindungan yang tertanam langsung ke dalam produk ritel seperti pembiayaan gadget dan gaya hidup.
Sementara itu, Igloo membawa teknologi insurtech yang telah terbukti di berbagai pasar Asia Tenggara. Hingga kini, perusahaan ini telah memfasilitasi lebih dari 650 juta polis asuransi melalui 75 kemitraan strategis di sektor e-commerce, fintech, logistik, dan perbankan. Di Indonesia, Igloo menjalin kerja sama dengan pemain besar seperti Akulaku, DANA, Tokopedia, dan OPPO. Mereka juga telah meluncurkan platform direct-to-consumer Igloo.co.id, sebagai upaya memperluas akses asuransi masyarakat.
CEO dan Co-founder Igloo, Raunak Mehta, menegaskan pentingnya kolaborasi ini. “Joint venture ini akan membawa perubahan besar dalam banyak aspek. Melalui teknologi asuransi terdepan dan keahlian produk kami, kami akan menjadi kekuatan transformatif bagi bisnis-bisnis di Jaymart Group, mempercepat langkah mereka menuju digitalisasi. Fokus kami adalah mengimplementasikan AI dalam otomatisasi, efisiensi, dan manajemen risiko.”
Indonesia menjadi target berikutnya yang sangat strategis. Dengan tingkat penetrasi asuransi yang baru mencapai 2,77% menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pasar asuransi di tanah air dinilai masih sangat potensial. Laporan dari Swiss Re Institute (2023) menyebutkan bahwa Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan insurance protection gap tertinggi di dunia. Hal ini menunjukkan urgensi digitalisasi dan inklusi dalam layanan asuransi.
Berkaca dari transformasi industri keuangan yang telah lebih dulu terdigitalisasi, seperti perbankan digital dan fintech, sektor asuransi di Indonesia juga mulai menunjukkan sinyal serupa. Keberadaan perusahaan insurtech seperti Igloo bisa menjadi katalis penting dalam mendorong inklusi keuangan yang lebih luas.
“Kolaborasi ini akan menjadi blueprint bagi perusahaan konglomerasi serupa dengan lini bisnis yang luas dan beragam, yang ingin melakukan lompatan digital dalam menyediakan perlindungan asuransi bagi konsumen masa kini yang melek teknologi,” tambah Raunak.
Seiring dengan pertumbuhan kelas menengah di Asia Tenggara dan meningkatnya kesadaran risiko akibat pandemi serta perubahan iklim, permintaan akan produk asuransi yang fleksibel dan mudah diakses diperkirakan terus meningkat. McKinsey & Company mencatat bahwa konsumen di kawasan ini kini semakin terbiasa melakukan pembelian asuransi secara daring, terutama generasi milenial dan Gen Z.
Dalam lanskap baru ini, kolaborasi seperti Igloo dan Jaymart bukan sekadar sinergi bisnis, tetapi bisa menjadi model transformatif dalam mendesain ulang masa depan industri asuransi di Asia Tenggara. ■