
Hanwha Life Insurance Indonesia menargetkan pendapatan premi menembus Rp 1 triliun dalam tiga tahun ke depan. Dengan strategi ekspansi agresif, peningkatan inovasi digital, dan penguatan kerja sama dengan mitra keuangan, perusahaan asuransi asal Korea Selatan ini optimistis mengukuhkan posisinya sebagai pemain utama di industri asuransi Indonesia.
Fokus utama:
- Hanwha Life membukukan lonjakan premi bruto 50% (yoy) pada 2024 dan menargetkan Rp1 triliun dalam tiga tahun.
- Perusahaan memperkuat kerja sama dengan bank dan institusi keuangan serta mengembangkan inovasi digital berbasis AI.
- Dengan aset Rp2,13 triliun dan solvabilitas 1.010,8%, Hanwha Life tetap solid di tengah tantangan industri asuransi.
Hanwha Life Insurance Indonesia menegaskan komitmennya untuk menjadi pemain utama di industri asuransi jiwa Tanah Air. Perusahaan asuransi asal Korea Selatan ini menargetkan pendapatan premi menembus Rp 1 triliun dalam tiga tahun ke depan, didukung ekspansi agresif dan inovasi digital.
CEO Hanwha Life Indonesia, Steven Namkoong, mengungkapkan bahwa strategi pertumbuhan ini merupakan bagian dari visi besar perusahaan dalam program Triple ONE—menargetkan 1 triliun premi, 1 juta pelanggan (Hanwha Friends), dan pangsa pasar 1%.
“Kami melihat potensi besar di pasar Indonesia. Fokus kami adalah menghadirkan solusi asuransi yang inovatif, memperkuat kemitraan strategis, serta meningkatkan layanan digital yang berorientasi pada nasabah,” ujar Steven dalam keterangan resmi, Rabu (26/3).
Hanwha Life membukukan lonjakan premi bruto sebesar Rp 252,95 miliar pada 2024, naik Rp 84,40 miliar atau lebih dari 50% dibanding 2023 yang mencatatkan Rp 168,55 miliar.
Peningkatan ini didorong oleh penguatan berbagai kanal distribusi, termasuk bancassurance melalui kerja sama dengan empat bank nasional serta ekspansi kemitraan dengan 257 perusahaan. Perusahaan juga melaporkan bahwa pembayaran klaim dan manfaat meningkat signifikan, dari Rp 72,2 miliar pada 2023 menjadi Rp 170,6 miliar pada 2024.
Meskipun industri asuransi menghadapi tantangan ekonomi global dan regulasi yang lebih ketat, Hanwha Life tetap mencatatkan kinerja keuangan yang solid. Hingga akhir 2024, total aset perusahaan mencapai Rp 2,13 triliun, dengan aset investasi Rp 1,92 triliun. Rasio solvabilitas (Risk-Based Capital/RBC) Hanwha Life tercatat 1.010,8%, jauh melampaui batas minimum Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 120%.
Untuk memperkuat daya saing, Hanwha Life terus berinovasi dalam layanan digital. Perusahaan mengembangkan Hanwha Finance Flagship, platform berbasis AI yang memberikan kemudahan bagi nasabah, agen asuransi, serta tenaga pemasar dalam mengakses layanan asuransi.
Selain itu, Hanwha Life juga telah mendirikan Customer Center baru pada Oktober 2024 dan meluncurkan Hanwha Financial Hub untuk Sales Networking pada Februari 2025. Langkah ini bertujuan memperkuat ekosistem distribusi serta memperluas jangkauan layanan ke segmen nasabah yang lebih luas.
Dalam memperkuat portofolio bisnisnya, Hanwha Life menjalin kemitraan dengan berbagai lembaga keuangan, termasuk Lippo General Insurance, Bank Nobu, dan perusahaan manajemen aset Ciptadana.
“Kami akan terus membangun kolaborasi strategis agar bisa menghadirkan solusi perlindungan finansial yang lebih komprehensif bagi masyarakat Indonesia,” kata Steven.
Dalam menghadapi perubahan regulasi global, Hanwha Life akan mengadopsi standar International Financial Reporting Standard (IFRS) 17 pada 2025. Standar ini menuntut transparansi keuangan yang lebih tinggi serta peningkatan manajemen risiko.
Steven optimistis bahwa penerapan IFRS 17 akan semakin memperkuat kepercayaan nasabah terhadap perusahaan. Dengan berbagai langkah strategis yang dijalankan, Hanwha Life berharap dapat semakin memperluas pangsa pasar dan memperkokoh posisinya sebagai penyedia asuransi jiwa yang terpercaya di Indonesia.
“Kami yakin, dengan strategi yang tepat dan inovasi berkelanjutan, Hanwha Life akan semakin dicintai dan dipercaya oleh masyarakat Indonesia.” ■