Premi asuransi kendaraan tetap tumbuh di tengah lesunya penjualan mobil

- 28 Februari 2025 - 16:30

Meski industri otomotif tengah menghadapi penurunan tajam dalam penjualan mobil, premi asuransi kendaraan tetap menunjukkan pertumbuhan pada 2024, mencapai kenaikan 3,33% YoY. Hal ini terjadi karena tingginya jumlah pembelian kendaraan secara kredit, di mana asuransi kendaraan menjadi bagian dari paket pembiayaan. Namun, dengan terus melemahnya pasar otomotif, tantangan ke depan bagi industri asuransi kendaraan adalah mempertahankan pertumbuhan di tengah tren penurunan daya beli masyarakat.


Fokus utama:

  1. Premi asuransi kendaraan tumbuh 3,33% YoY pada 2024, meskipun penjualan mobil mengalami kontraksi signifikan, dengan total wholesales turun 13,9% YoY menjadi 865.723 unit.
  2. Penurunan pasar otomotif berdampak langsung pada industri terkait, seperti dealer, leasing, dan asuransi kendaraan, mengingat sekitar 70% pembelian mobil dilakukan melalui kredit.
  3. Ke depan, industri asuransi kendaraan harus beradaptasi dengan melemahnya pasar otomotif dan meningkatnya kebutuhan akan produk yang lebih fleksibel, terutama bagi konsumen yang membeli kendaraan secara tunai.

Meski industri otomotif sedang mengalami penurunan tajam dalam penjualan, premi asuransi kendaraan tetap tumbuh pada 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, premi asuransi kendaraan meningkat 3,33% secara tahunan (YoY) di akhir 2024.

“Premi asuransi kendaraan pada akhir tahun 2024 tumbuh 3,33% YoY, meskipun di awal tahun penjualan mobil melambat, asuransi kendaraan diproyeksikan tetap tumbuh hingga akhir 2025,” kata Ogi Prastomiyono, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Jumat (28/2).

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat total penjualan mobil wholesales sepanjang 2024 hanya mencapai 865.723 unit, turun 13,9% dibanding 2023 yang mencapai 1.005.802 unit. Sementara itu, penjualan ritel turun 10,9% YoY menjadi 889.680 unit dari sebelumnya 998.059 unit. Tren penurunan ini berlanjut pada awal 2025, dengan penjualan wholesales di Januari 2025 hanya mencapai 61.843 unit, turun 11,3% YoY.

Kondisi ini berimbas langsung pada sektor terkait, termasuk dealer, leasing, dan asuransi kendaraan. Menurut Head of PR, Marcomm, dan Event PT Asuransi Astra Buana, Laurentius Iwan Pranoto, industri otomotif yang melemah akan berdampak berantai. “Jika industri otomotif melemah, yang terdampak pertama adalah dealer, lalu leasing, dan akhirnya asuransi,” ujarnya.

Iwan menjelaskan bahwa mayoritas pembelian kendaraan di Indonesia dilakukan melalui kredit, di mana asuransi kendaraan sudah menjadi bagian dari paket pembiayaan. “Jika industri otomotif menurun, maka jumlah polis baru juga akan terdampak,” tambahnya.

Prospek dan Strategi Industri Asuransi Kendaraan
Di tengah tantangan pasar otomotif, industri asuransi kendaraan masih memiliki peluang pertumbuhan, terutama melalui inovasi produk dan peningkatan literasi keuangan. Meskipun kendaraan yang dibeli secara tunai tidak wajib diasuransikan, meningkatnya kesadaran akan risiko dapat mendorong permintaan asuransi kendaraan secara mandiri.

Ke depan, industri asuransi diharapkan lebih fleksibel dalam menawarkan produk yang tidak hanya terikat dengan kredit kendaraan, tetapi juga dapat menarik pemilik mobil yang membeli secara tunai. Model bisnis berbasis teknologi, seperti penggunaan artificial intelligence (AI) untuk underwriting dan klaim, juga dapat menjadi solusi untuk mempertahankan pertumbuhan di tengah pasar otomotif yang masih lesu. ■

Comments are closed.