Riset terbaru Prudential mengungkapkan adanya kesadaran tinggi dari masyarakat Indonesia untuk memiliki asuransi. Tujuannya, bukan sekadar untuk investasi, melainkan sebagai jaring pengaman untuk melindungi masa depan yang lebih baik.
Chief Customer and Marketing Officer Prudential Indonesia Karin Zulkarnaen mengutarakan, hasil penelitian Prudential yang dipublikasikan akhir 2023 lalu memberi angin segar serta peluang bagi industri asuransi di Indonesia terutama bagi Prudential Indonesia untuk menghasilkan inovasi produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan, tujuan keuangan, dan tentunya profil risiko nasabah.
“Mengingat angka penetrasi asuransi di Indonesia masih rendah, jauh tertinggal dibandingkan Singapura, Malaysia, atau Thailand yang juga menjadi responden dari penelitian yang dilakukan ini,” ujarnya dalam keterangannya, Minggu (31/3).
Menurut dia,, didorong oleh beragam ketidakpastian yang dapat terjadi dalam kehidupan masyarakat, kita melihat masyarakat sudah memiliki kesadaran yang tinggi untuk menyisihkan dana bagi persiapan menghadapi keadaan darurat. Namun, mungkin belum menemukan produk proteksi yang tepat sesuai tujuan keuangannya.
“Disinilah Prudential Indonesia berkomitmen untuk mengoptimalkan strategi literasi asuransi yang dilakukan, agar masyarakat mendapatkan pemahaman yang benar dan komprehensif tentang pentingnya proteksi asuransi,” katanya.
Karin mengatakan pihaknya meluncurkan Asuransi Jiwa PRUFuture yang dirancang untuk berbagai kalangan, terutama keluarga baru, dan generasi muda yang ingin melindungi masa depan mereka dengan cara yang mudah.
Selain itu, produk ini juga menawarkan pilihan Masa Pembayaran Premi yang fleksibel agar lebih terjangkau oleh masyarakat dari berbagai kalangan, namun tetap dapat memberikan manfaat yang optimal.
Riset terbaru Prudential yang diterbitkan di akhir 2023 berjudul ‘Empowering Aspirations: Financial Preparedness in Asia’, mengungkapkan sekitar 68% responden Indonesia menyatakan mempertimbangkan memiliki proteksi untuk melindungi diri dan keluarga dari risiko kesehatan maupun pendapatan.
Tidak hanya itu, sebanyak 56% responden Indonesia juga menjawab bahwa mereka memilih untuk menabung uang mereka selain untuk simpanan hari tua juga untuk keperluan darurat. Angka tersebut bahkan tertinggi jika dibandingkan empat negara lainnya, yang hanya mencapai 49% untuk Singapura & Malaysia, 47% untuk Thailand, dan 44% untuk Hong Kong.
Sementara itu, 36,4% responden Indonesia menjawab bahwa mereka mengutamakan akses kepada pendidikan berkualitas bagi anak-anak mereka sebagai salah satu prioritas tertinggi pengeluaran keluarga. Hal ini disebabkan meningkatnya pertumbuhan kelas menengah di Indonesia yang mengutamakan pendidikan generasi berikutnya, serta biaya pendidikan yang semakin tinggi dari tahun ke tahun. ■