
Federal Reserve AS (The Fed) mengumumkan perubahan kebijakan signifikan dengan mencabut aturan yang membatasi keterlibatan bank-bank tradisional dengan kripto dan stablecoin. Langkah ini menyusul kebijakan serupa dari FDIC dan OCC, yang bersama-sama mengakhiri apa yang dikenal sebagai “Operation Chokepoint 2.0.” Meski demikian, tantangan terkait pemberian akses master accounts kepada bank-bank kripto masih belum sepenuhnya teratasi.
Fokus utama:
- Bank sentral AS kini tidak lagi memandang kripto dengan kewaspadaan khusus dan akan memperlakukannya seperti layanan perbankan lainnya.
- Bersama dengan FDIC dan OCC, Federal Reserve mengakhiri kebijakan pembatasan yang berlaku pada era pemerintahan Biden.
- Meskipun ada perubahan, bank-bank kripto masih menghadapi kendala dalam mendapatkan master accounts yang penting untuk operasional mereka.
Bank sentral AS akan memperlakukan kripto seperti layanan perbankan lainnya, tanpa pembatasan khusus yang sebelumnya diterapkan.
Pada Kamis malam (24/4), Federal Reserve mengumumkan bahwa mereka tidak lagi mewajibkan bank-bank anggota untuk memberikan pemberitahuan lebih dahulu mengenai rencana mereka yang berhubungan dengan kripto dan stablecoin. Sebaliknya, bank akan diawasi dalam berinteraksi dengan aset digital seperti halnya kegiatan perbankan lainnya. Langkah ini merupakan bagian dari perubahan yang juga diambil oleh dua regulator perbankan utama lainnya, yaitu FDIC dan Office of the Comptroller of the Currency (OCC).
Keputusan ini datang beberapa minggu setelah langkah serupa yang diambil oleh FDIC dan OCC, yang juga menegaskan bahwa bank-bank kini secara sah dapat terlibat dalam kegiatan terkait kripto tanpa perlu mendapatkan izin eksplisit dari regulator. Kebijakan ini mengakhiri era di mana bank diharuskan berhati-hati dalam berurusan dengan kripto, setelah pada Januari 2023, ketiga lembaga ini menerbitkan panduan yang sangat membatasi keterlibatan bank dengan aset kripto.
Sebelum perubahan kebijakan ini, banyak pemimpin industri yang mengeluhkan bahwa mereka dan bisnis mereka ditolak akses layanan perbankan hanya karena keterlibatan mereka dengan kripto. Praktik ini disebut “Operation Chokepoint 2.0,” yang dimulai pada masa pemerintahan Presiden Joe Biden dan mendapatkan perhatian luas dalam industri kripto. Namun, dengan adanya perubahan kebijakan ini, bank-bank kini dapat berinteraksi dengan dunia kripto tanpa adanya rintangan administratif yang berlebihan.
Meskipun pengumuman ini menunjukkan arah yang lebih positif bagi industri kripto, masih ada beberapa hal yang belum diubah secara mendasar, salah satunya adalah pemberian akses master account kepada bank-bank yang fokus pada kripto.
Master account ini sangat penting bagi bank untuk dapat melayani nasabah mereka secara nasional, dan selama ini, Federal Reserve menahan pemberian akun tersebut kepada bank-bank kripto seperti Custodia dan Kraken Financial.
Keputusan ini menunjukkan bahwa Federal Reserve kini mengadopsi pendekatan yang lebih fleksibel terhadap industri kripto. Meski ada kekhawatiran di kalangan para pendukung perbankan kripto mengenai bagaimana board of governors dari Federal Reserve, yang mayoritas terdiri dari Demokrat, akan menanggapi kebijakan ini, langkah ini menunjukkan bahwa bank sentral AS bergerak menuju kebijakan yang lebih terbuka terhadap aset digital. Sebuah sumber anonim yang mendukung perbankan kripto mengungkapkan bahwa mereka merasa optimis dengan pengumuman ini, meskipun beberapa tantangan masih ada. ■
Foto: CryptoSlate