
Bitcoin telah mencatatkan sejarah baru dengan menempati posisi kelima sebagai aset dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia, mengalahkan perusahaan teknologi Google dan komoditas berharga seperti perak. Lonjakan ini didorong oleh reli harga Bitcoin yang semakin pesat, peningkatan minat dari investor institusional, dan kondisi makroekonomi yang mendukung. Kini, Bitcoin tidak hanya dianggap sebagai mata uang digital, tetapi juga aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi global.
Fokus utama:
- Dengan kapitalisasi pasar yang kini mencapai US$1,87 triliun, Bitcoin berhasil menggeser Google dan perak sebagai aset terbesar kelima di dunia.
- Peningkatan harga Bitcoin yang tajam didorong oleh faktor-faktor seperti masuknya dana institusional, performa ETF spot Bitcoin, dan perkembangan kebijakan ekonomi global.
- Sentimen positif terhadap Bitcoin semakin menguat, dengan banyak yang melihatnya sebagai perlindungan terhadap inflasi dan risiko geopolitik.
Bitcoin kembali mencatatkan tonggak penting dalam sejarahnya dengan menempati posisi kelima sebagai aset dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia. Kini, Bitcoin memiliki nilai pasar mencapai US$1,87 triliun, mengalahkan dua raksasa besar: Google yang memiliki kapitalisasi pasar US$1,85 triliun dan perak dengan nilai pasar US$1,84 triliun.
Pencapaian ini menandai pertama kalinya Bitcoin berhasil melampaui dua aset tradisional tersebut. Sebelumnya, Bitcoin hanya mampu berada di posisi kedelapan dalam daftar aset terbesar, bahkan sempat bersaing ketat dengan perak pada Maret dan November 2024. Pencapaian ini semakin mengukuhkan posisi Bitcoin sebagai salah satu instrumen investasi paling menarik di pasar global.
Posisi teratas yang diraih Bitcoin ini tidak datang begitu saja. Dalam 24 jam terakhir, harga Bitcoin melesat 6%, menyentuh level US$94.300, angka tertinggi sejak awal Maret 2025. Reli harga ini bukan tanpa alasan. Analis pasar mengidentifikasi beberapa faktor pendorong, di antaranya adalah meningkatnya minat investor institusional terhadap Bitcoin dan penyaluran dana yang stabil ke dalam Exchange-Traded Funds (ETF) Bitcoin spot.
Faktor penting lainnya adalah optimisme terhadap perbaikan kondisi ekonomi global. Pernyataan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dalam sebuah forum tertutup dengan JPMorgan pada 22 April 2025, menyiratkan bahwa kebuntuan tarif perdagangan dengan Tiongkok akan segera mengalami deeskalasi. Ini memberikan angin segar bagi pasar yang mengantisipasi pengurangan ketegangan ekonomi global.
Tidak hanya soal harga, Bitcoin kini juga semakin dipandang sebagai aset lindung nilai. Sejumlah analis memprediksi, di tengah inflasi yang terus mengancam dan ketidakpastian geopolitik, Bitcoin menjadi pilihan menarik bagi investor yang ingin melindungi nilai kekayaan mereka. Sentimen ini semakin diperkuat oleh kebijakan makroekonomi yang mendukung, seperti rencana penurunan tarif impor Tiongkok dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter oleh Federal Reserve.
Presiden AS, Donald Trump, turut memberikan kontribusi positif terhadap sentimen ini dengan mengumumkan pengurangan tarif impor Tiongkok sebesar 145%, yang dipandang dapat meredakan ketegangan ekonomi internasional. Dengan kondisi dolar AS yang melemah, banyak investor mulai beralih ke Bitcoin sebagai aset yang lebih stabil dan aman di tengah ketidakpastian.
Secara terpisah, performa ETF Bitcoin spot juga mencatatkan hasil yang luar biasa. Pada 22 April 2025, produk ETF Bitcoin di AS mencatatkan rekor arus masuk bersih kumulatif sebesar US$936 juta (sekitar Rp15,7 triliun). Angka ini menjadi yang tertinggi sejak 17 Januari 2025, menunjukkan bahwa permintaan terhadap Bitcoin terus meningkat.
Dengan segala faktor yang mendukung, Bitcoin kini tidak hanya menjadi instrumen perdagangan biasa, tetapi semakin diakui sebagai aset yang dapat diandalkan dalam portofolio investasi global. ■