
Harga Bitcoin melonjak hingga menembus angka US$93.000 pada 23 April 2025, diiringi oleh kenaikan signifikan beberapa altcoin dan meme coin. Optimisme pasar dipicu oleh komentar positif dari pejabat AS mengenai pelonggaran tarif dagang terhadap China, meskipun risiko penurunan harga masih membayangi. Di sisi lain, permintaan Bitcoin dari institusi semakin meningkat, namun dinamika pasar yang cenderung hati-hati menunjukkan potensi reli besar di pasar kripto dan saham AS. Investor disarankan untuk mengelola portofolio mereka dengan lebih aktif.
Fokus utama:
- Kenaikan signifikan harga Bitcoin dan altcoin didorong oleh optimisme pasar terkait perdagangan AS-China.
- Perkembangan kebijakan AS, khususnya terkait tarif China, menjadi katalis positif bagi pasar kripto.
- Meningkatnya permintaan Bitcoin dari institusi dan potensi reli besar di pasar kripto dan saham AS.
Harga Bitcoin kembali menunjukkan performa gemilang dengan menembus angka US$93.000, naik lebih dari 5% dalam 24 jam terakhir. Lonjakan ini turut diikuti oleh beberapa altcoin dan meme coin, seperti Ethereum yang naik 13% menjadi US$1.784, Solana yang melonjak 20% ke US$151, serta Dogecoin yang mencatatkan kenaikan 18,77%.
Pasar saham AS juga mencatatkan pemulihan signifikan setelah terjadinya koreksi tajam pada indeks S&P 500 dan Nasdaq sehari sebelumnya. Namun, meski pasar kripto dan saham menguat, harga emas justru terkoreksi sekitar 1% dari level tertingginya.
Menurut Fahmi Almuttaqin, Analis Reku, lonjakan harga Bitcoin dan altcoin ini dipicu oleh komentar positif dari Presiden AS Donald Trump dan Menteri Keuangan Scott Bessent terkait pelonggaran tarif dagang terhadap China.
Trump menyatakan bahwa tarif 145% yang dikenakan terhadap China akan turun secara substansial, sementara Bessent menyebut kebijakan tarif yang ada saat ini sebagai embargo dagang yang tidak berkelanjutan, dengan harapan de-eskalasi akan terjadi dalam waktu dekat. Pernyataan ini memberikan angin segar bagi aset berisiko, termasuk kripto.
Namun, meskipun pasar menunjukkan optimisme, Fahmi mengingatkan bahwa reli ini bisa membawa risiko penurunan harga kembali.
“Kenaikan harga ini dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah kondisi jenuh jual pada sejumlah aset. Selain itu, meme coin yang kapitalisasi pasarnya cukup besar memiliki likuiditas dan volume perdagangan yang tinggi, memudahkan investor untuk keluar jika sentimen positif mulai meredup,” ujar Fahmi.
Terlepas dari itu, tren pertumbuhan meme coin menunjukkan bahwa investor ritel masih sangat tertarik dengan tren ini, yang bisa menahan reli lebih lama.
Selain sentimen pasar yang dipicu oleh faktor geopolitik, permintaan terhadap Bitcoin dari institusi juga semakin pulih. Hal ini terlihat dari aliran dana masuk ETF Bitcoin spot yang tercatat mencapai US$381 juta dan US$719 juta pada 21 dan 22 April, menurut data Coinglass.
Meski demikian, Fahmi menekankan bahwa likuiditas pasar kripto secara umum masih relatif rendah. Ini terlihat dari total nilai terkunci (TVL) yang ada di berbagai jaringan dan platform DeFi, yang menunjukkan bahwa investor kripto sendiri cenderung mengambil sikap wait and see.
Fahmi juga mengingatkan, bahwa dinamika kebijakan yang sedang berlangsung di AS, terutama terkait kebijakan suku bunga dan tarif impor, akan menjadi faktor kunci dalam menentukan arah pasar.
“Jika AS menurunkan suku bunga, terutama dalam kondisi inflasi yang tinggi, ini bisa memicu lonjakan harga besar-besaran di pasar kripto dan saham AS,” kata Fahmi. Oleh karena itu, investor diharapkan lebih waspada dan mempertimbangkan untuk mengelola portofolio mereka dengan lebih aktif.
Bagi investor yang ingin memanfaatkan momentum ini, strategi pengelolaan portofolio yang lebih aktif menjadi semakin penting. Fahmi juga menyarankan bagi investor pemula yang ingin terlibat di pasar kripto atau saham AS untuk tidak khawatir, karena saat ini masih merupakan waktu yang baik untuk mulai berinvestasi.
“Bagi investor yang ragu, mereka bisa mempertimbangkan untuk berinvestasi pada aset kripto dengan kapitalisasi pasar besar, seperti Bitcoin, Ethereum, atau Solana, yang menawarkan potensi pertumbuhan yang solid. Selain itu, mereka juga bisa memilih ETF saham AS yang memiliki performa terbaik,” ujarnya.
Untuk memudahkan diversifikasi, Fahmi menyarankan penggunaan fitur seperti “Packs” di platform Reku, yang memungkinkan investor untuk berinvestasi dalam berbagai crypto blue chip serta saham AS terbaik dengan pembelian minimal terjangkau, hanya Rp200.000. Fitur ini juga dilengkapi dengan sistem rebalancing otomatis, memudahkan investor untuk menyesuaikan alokasi investasi mereka dengan kondisi pasar. ■