
Kabar wafatnya Paus Fransiskus mengguncang dunia, tetapi di pasar kripto, peristiwa ini justru memicu lonjakan nilai luar biasa pada meme coin LUCE—token berbasis Solana yang tidak memiliki afiliasi resmi dengan Vatikan. Dalam 24 jam, harga LUCE melonjak 134%, memicu debat soal etika spekulasi kripto atas isu sensitif.
Fokus utama:
- Lonjakan tajam nilai meme coin LUCE hingga 134% setelah kabar wafatnya Paus Fransiskus.
- LUCE tidak memiliki hubungan resmi dengan Vatikan, meski menggunakan nama maskot Tahun Suci 2025.
- Fenomena ini menyoroti sisi gelap pasar kripto, di mana peristiwa kematian tokoh publik bisa menjadi peluang spekulatif.
Kabar wafatnya Paus Fransiskus tidak hanya menyisakan duka mendalam bagi umat Katolik di seluruh dunia, tetapi juga memunculkan gelombang spekulasi kontroversial di pasar kripto. Salah satu yang paling mencolok adalah lonjakan drastis harga meme coin LUCE—token digital yang terinspirasi dari maskot resmi Vatikan untuk Tahun Suci 2025. Meski tak memiliki afiliasi resmi dengan Tahta Suci, LUCE dalam 24 jam terakhir tercatat melonjak hingga 134%.
Berdasarkan data dari GMGN.Ai, sebuah platform pemantau meme coin, token berbasis blockchain Solana ini sempat menyentuh harga tertinggi harian di US$0.02517 sebelum terkoreksi ke kisaran US$0.015. LUCE pertama kali diluncurkan pada akhir Oktober 2024, tak lama setelah maskot Tahun Suci diperkenalkan oleh Vatikan. Dalam dua hari setelah peluncurannya, token ini langsung menembus kapitalisasi pasar sebesar US$80 juta—sebuah angka luar biasa untuk aset digital yang tidak memiliki fundamental jelas.
Yang membuat fenomena ini semakin menarik sekaligus kontroversial adalah momentum kenaikannya yang bertepatan dengan wafatnya Paus. Di tengah kesedihan umat Katolik global, sejumlah trader memanfaatkan momen tersebut untuk meraup keuntungan besar. Tidak butuh waktu lama, pasar pun kebanjiran meme coin bertema Paus dan Vatikan lainnya, yang sebagian besar diluncurkan di platform pump.fun, situs yang dikenal sebagai “pabrik meme coin instan” berbasis Solana.
LUCE, yang berarti “cahaya” dalam bahasa Italia, awalnya dimaksudkan sebagai simbol harapan dan pencerahan. Namun ironisnya, saat ini malah menjadi sorotan karena dianggap mewakili sisi gelap dari pasar aset digital yang semakin oportunistik dan liar.
“Fenomena ini mencerminkan bagaimana pasar kripto sangat sensitif terhadap berita dan emosi publik, bahkan jika itu menyangkut peristiwa duka,” ujar analis pasar dari Coin Metrics, dilansir dari wawancara dengan Barron’s yang dikutip Reuters. “Tentu ada dimensi etika yang dipertanyakan ketika orang menghasilkan uang dari kematian seorang tokoh agama besar.”
Sampai saat ini, Vatikan belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait LUCE. Namun karena token ini tidak didaftarkan sebagai proyek resmi gereja, segala bentuk perdagangan dan klaim tentang kaitannya dengan Vatikan dapat dikategorikan sebagai manipulasi atau penyesatan publik. Di tengah euforia pasar, risiko semacam ini seringkali diabaikan oleh para spekulan.
Di sisi lain, ini bukan kali pertama sentimen terhadap tokoh atau peristiwa besar memicu lonjakan meme coin. Sebelumnya, kematian Ratu Elizabeth II pada 2022 juga sempat melahirkan gelombang token tribute, meskipun kemudian banyak yang bernasib sebagai rug pull atau skema penipuan.
Laporan dari Chainalysis pada awal 2025 mencatat bahwa sekitar 24% dari semua meme coin yang diluncurkan pada tahun 2024 bersifat scam atau tidak memiliki proyek nyata di baliknya. Angka ini menunjukkan bahwa pasar semacam ini memang sangat rawan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab.
Kini, investor ritel dan pengamat pasar diminta lebih kritis dan berhati-hati. Mengingat minimnya regulasi yang mengatur pasar meme coin, fluktuasi harga yang ekstrem dan potensi manipulasi informasi menjadi ancaman nyata. ■