Pelantikan Donald Trump sebagai presiden AS ke-47 menjadi sorotan dunia, khususnya para investor kripto yang menantikan kebijakan pro-kripto. Namun, absennya pembahasan tentang kripto dalam pidato pelantikan Trump menimbulkan koreksi harga Bitcoin yang signifikan, meskipun pasar sebelumnya sempat optimis. Dinamika ini mencerminkan hubungan kompleks antara politik, regulasi, dan pasar aset digital.
Poin utama:
- Harga Bitcoin mencapai ATH di US$109.000 sebelum turun ke US$100.000 akibat pidato Trump yang tidak menyebut kebijakan kripto.
- Trump Official ($TRUMP) mencatat kapitalisasi pasar US$14,5 miliar, tetapi koreksi harga hingga 30% terjadi pasca pelantikan.
- Penunjukan David Sacks sebagai “AI & Crypto Czar” menunjukkan potensi kebijakan pro-kripto meski eksekusinya mungkin tertunda.
Dunia kripto kembali diuji volatilitasnya saat momentum pelantikan Donald Trump sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat. Sebelum pelantikan, pasar sempat diliputi euforia setelah harga Bitcoin mencapai all-time-high (ATH) di atas US$109.000. Namun, harapan itu sedikit pupus ketika Trump dalam pidato pelantikannya tidak menyebutkan kebijakan terkait kripto.
Harga Bitcoin langsung terkoreksi mendekati US$100.000, memicu kekhawatiran bahwa kebijakan pro-kripto yang diharapkan dari Trump tidak akan segera direalisasikan. “Koreksi ini mencerminkan menurunnya keyakinan investor terhadap percepatan implementasi kebijakan pro-kripto Trump, terutama dalam 100 hari pertama masa jabatannya,” ujar Fahmi Almuttaqin, analis kripto dari Reku.
Fenomena $TRUMP
Sebelum pelantikan, Trump sempat mengejutkan pasar dengan meluncurkan koin meme-nya, Trump Official ($TRUMP). Dalam waktu singkat, kapitalisasi pasar koin ini menembus US$14,5 miliar, menjadikannya salah satu dari 20 aset kripto terbesar di dunia, mengungguli Polkadot, Litecoin, dan Uniswap. Namun, hanya 24 jam pasca pelantikan, harga koin ini turun hingga 30%.
“Koin $TRUMP menjadikan Trump bukan hanya pemimpin negara, tetapi juga figur sentral dalam ekosistem kripto. Ini mencerminkan bagaimana politik dan kripto kini saling beririsan,” tambahnya.
Meskipun tidak secara eksplisit disebutkan dalam pidatonya, Trump telah menempatkan beberapa figur pro-kripto di lingkaran pemerintahannya. Salah satunya adalah David Sacks, mantan eksekutif PayPal yang kini menjabat sebagai “AI & Crypto Czar.” Sacks diperkirakan akan memainkan peran kunci dalam kebijakan kripto dan kecerdasan buatan.
Namun, agenda konkret terkait kripto masih belum terlihat. “Cadangan Bitcoin nasional dan potensi perintah eksekutif untuk menghentikan kasus hukum terhadap proyek kripto mungkin masih dalam radar Trump, tetapi waktu eksekusinya tidak bisa dipastikan,” jelas Fahmi.
Dalam konteks politik, sikap Kongres AS terhadap kripto menjadi faktor lain yang memengaruhi dinamika pasar. Ketidakpastian regulasi di bawah mayoritas Partai Republik, yang belum memasukkan isu kripto dalam prioritas agenda, turut memicu volatilitas.
Pergerakan harga Bitcoin dari US$101.000 ke US$109.000, lalu turun kembali ke US$100.000 dalam waktu kurang dari 24 jam, mencerminkan sensitivitas pasar terhadap berita politik. “Investor harus tetap waspada, karena volatilitas tinggi ini menuntut strategi trading yang cermat,” tambah Fahmi.
Optimalkan investasi di tengah volatilitas
Dalam menghadapi pasar yang dinamis, platform seperti Reku menawarkan solusi untuk membantu investor. “Fitur portofolio analisis kami memungkinkan pengguna memantau aset mereka secara real-time, serta memanfaatkan volatilitas pasar untuk meningkatkan frekuensi trading,” jelas Fahmi. Reku juga menjamin kemudahan deposit, withdrawal, dan transaksi dalam hitungan detik untuk mendukung aktivitas trading.
Dinamika hubungan antara politik dan kripto ini menegaskan pentingnya peran regulasi yang jelas bagi pertumbuhan industri aset digital. Sementara itu, investor harus tetap bijak dan terus memantau perkembangan kebijakan di bawah pemerintahan Trump yang berpotensi membawa perubahan besar pada ekosistem kripto. ■