Kondisi ekonomi global bergejolak namun penuh peluang. Pasar kripto dan saham Amerika Serikat menunjukkan reli signifikan setelah laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) bulan November dirilis. Bitcoin melesat kembali ke angka US$100 ribu, Ethereum menguat ke US$3,8 ribu, dan Nasdaq Composite mencapai level tertinggi sepanjang masa di 20.000. Namun, dengan inflasi AS tetap di atas target The Fed dan bayangan kebijakan proteksionis Donald Trump yang akan dilantik pada Januari mendatang, pertanyaan besarnya adalah: apakah momentum ini berlanjut atau hanya sementara?
Laporan CPI yang dirilis Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) pada 11 Desember menunjukkan inflasi tahunan meningkat menjadi 2,7%, sedikit lebih tinggi dari bulan sebelumnya di 2,6%. CPI inti, yang tidak mencakup harga energi dan pangan, stabil di angka 3,3%. Meski angka ini sesuai ekspektasi ekonom, kenaikan month-on-month sebesar 0,3% menimbulkan spekulasi bahwa The Fed mungkin akan mempertahankan suku bunga pekan depan.
Namun, pasar finansial tampaknya lebih fokus pada stabilitas inflasi inti. Bitcoin kembali ke angka psikologis US$100 ribu, sementara Ethereum menguat ke US$3,8 ribu. Aset kripto lainnya, seperti XRP dan Solana, mencatat kenaikan lebih dari 10%. Pasar saham AS, yang dipimpin oleh Big Tech, juga mencatat rekor baru. Nasdaq Composite melonjak 1,7% menjadi 20.000 untuk pertama kalinya, didorong kenaikan 35% sepanjang tahun ini, atau 38% year-on-year.
Menurut Fahmi Almuttaqin, analis di Reku, laporan inflasi CPI yang stabil meningkatkan optimisme investor. “Inflasi inti yang stabil menunjukkan kemampuan The Fed dalam mengelola inflasi tanpa mengganggu pertumbuhan ekonomi. Namun, percepatan inflasi di masa depan bisa menjadi perhatian, terutama dengan rencana Presiden terpilih Donald Trump menaikkan tarif impor,” jelasnya.
Trump dan Potensi Efeknya pada Pasar
Donald Trump, yang akan dilantik pada Januari 2025, membawa ketidakpastian bagi pasar. Salah satu kebijakan utamanya adalah menaikkan tarif impor yang dapat meningkatkan tekanan inflasi. Namun, sentimen pasar kripto justru menunjukkan optimisme. Proyek kripto World Liberty Financial, yang terafiliasi dengan Trump, baru-baru ini membeli aset seperti ETH, AAVE, dan LINK senilai US$12 juta, memicu spekulasi bahwa pemerintahan baru ini mungkin lebih ramah terhadap aset digital.
“Tahun 2025 sangat potensial menjadi momentum bagi adopsi kripto secara luas, terutama di kalangan investor tradisional. Dengan kebijakan pemerintah AS yang lebih konstruktif, pasar dapat berkembang lebih jauh,” kata Fahmi.
Kondisi suku bunga yang lebih rendah pada 2025 berpotensi meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong kinerja bisnis. Hal ini akan memperkuat aliran investasi ke instrumen berisiko seperti saham dan kripto. “Jika The Fed memutuskan menahan suku bunga pekan depan, kemungkinan besar mereka akan kembali memangkasnya pada Januari,” tambah Fahmi.
Investor disarankan tetap berhati-hati. Reku merekomendasikan diversifikasi portofolio, baik melalui indeks saham maupun aset kripto dengan kinerja terbaik. Fitur Packs di platform Reku memungkinkan investor memadukan saham dan kripto dalam satu strategi investasi yang terintegrasi.
Dengan potensi tren penurunan suku bunga dan sentimen pasar yang positif, 2025 dapat menjadi tahun yang menjanjikan bagi pasar finansial. Namun, investor harus tetap cermat membaca arah kebijakan dan kondisi ekonomi global.